3 Fakta tentang Dara Khosrowshahi, CEO Pilihan Uber

Uber belum mengumumkan penunjukan Dara Khosrowshahi karena dia belum menerima tawaran tersebut secara resmi.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Agu 2017, 07:30 WIB
CEO Expedia Khosrowshahi ditunjuk dan ditawari posisi CEO Uber menggantikan Travis Kalanick (Sumber: Recode)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Direksi Uber pada Minggu (27/8/2017), menawarkan posisi Chief Executive Officer (CEO) kepada Dara Khosrowshahi. Uber belum mengumumkan penunjukan Khosrowshahi karena dia belum menerima tawaran tersebut secara resmi.

Jika Khosrowshahi menjadi CEO Uber, pekerjaan tersebut akan menjadi salah satu pencapaian penting bagi pria 48 tahun itu. Saat berita ini ditulis, Khosrowshahi masih menjabat sebagai CEO Expedia.

Expedia adalah perusahaan travel Amerika Serikat (AS) yang memiliki dan mengoperasikan sejumlah merek travel online internasional termasuk Expedia.com, Hotels.com, Trivago, dan HomeAway.

Khosrowshahi telah menjadi CEO Expedia selama 12 tahun. Expedia berbasis di Bellevue, Washington. Itu artinya, Khosrowshahi menjalani karirnya di dunia teknologi di Seattle, bukan Silicon Valley. Kedua wilayah tersebut merupakan kekuatan industri teknologi.

Kabar penunjukan dirinya sebagai CEO Uber , menyedot perhatian media. Pasalnya, ia berhasil menarik perhatian Uber yang notabene adalah salah satu startup Silicon Valley paling bernilai dan saat ini sedang menghadapi cukup banyak masalah internal.

Untuk mengetahui lebih rinci tentang Khosrowshahi, berikut tiga fakta menarik tentang dirinya, seperti dilansir Business Insider, Rabu (30/8/2017):

1. Pengungsi Iran

Dara Khosrowshahi (Reuters/Jim Urquhart)
Khosrowshahi lahir di Tehran, Iran, pada 28 Mei 1969. Ia lahir dari keluarga kaya raya dan terpandang yang mendirikan Alborz Investment Company, perusahaan konglomerasi dalam berbagai bidang termasuk farmasi, bahan kimia, makanan, dan distribusi.

Saat revolusi Iran, perusahaan itu diambil alih dan dinasionalisasikan oleh pemerintah yang baru, kemudian keluarga besarnya meninggalkan negara tersebut.

Khosrowshahi mulai tinggal di AS ketika berumur sembilan tahun sebagai pengungsi Iran. Keluarganya pindah dengan salah satu pamannya di Tarrytown, New York, sebuah kota kelas atas di pantai timur Hudson River. Khosrowshahi kini sudah menjadi Warga Negara AS.


2. Anggota keluarga sukses


Ali dan Hadi Partovi (Foto: Crunchbase)
Suami dari Sydney Shapiro ini adalah keponakan miliarder Hassan Khosrowshahi, yang memilih pergi ke Kanada ketika keluarga besarnya meninggalkan Iran.

Hassan mendirikan sebuah perusahaan elektronik bernama Future Shop, yang kemudian dijual kepada Best Buy. Hassan lalu membuat sebuah perusahaan induk konglomerasi yang melisensikan farmasi dan musik.

Bisa dibilang Khosrowshahi memiliki anggota keluarga yang sukses di berbagai bisnis dan dunia teknologi. Saudara laki-lakinya, Kaveh, adalah Managing Director Allen & Co, sebuah bank investasi terkenal.

Sepupunya yang bernama Amir Khosrowshahi saat ini bekerja di Intel setelah mengakuisisi perusahaan AI yang didirikannya, Nervana, senilai US$ 400 juta pada tahun lalu.

Sepupu kembarnya, Ali dan Hadi Partovi, menjual startup mereka kepada MySpace pada 2009 senilai US$ 20 juta, dan kemudian menjadi angel investor untuk Airbanb, Dropbox, Uber, dan Facebook serta mendirikan Code.org.


3. Memulai karir di bidang finansial


Expedia (Foto: Expedia)
Setelah meraih gelar teknik elektro dari universitas Ivy League, Brown University, Khosrowshahi memulai karirnya di bidang finansial dengan bekerja di Allen & Co hingga 1990-an. Sampai saat ini, ia sering menghadiri konferensi Sun Valley yang digelar oleh Allen & Co.

Khosrowshahi memiliki peran eksekutif di channel televisi satelit dan kabel USA Network serta menjadi Chief Financial Officer (CFO) di perusahaan internet dan media, IAC.

Khosrowshahi disebut sebagai anak didik ikon industri media, Barry Diller, yang memiliki peran penting di USA Network dan IAC. Diller dan Khosrowshahi pada Juli 2001 membuat kesepkatan untuk membeli Expedia dari Microsoft senilai US$ 1,3 miliar.

Dua bulan kemudian, sebelum kesepakatan tercapai, terjadi tragedi 9/11. Kejadian tersebut menghambat industri travel, tapi Diller dan Khosrowshahi tidak menarik diri dari kesepakatan.

"Kami memiliki kesempatan untuk menarik diri. Tapi orang-orang akan tetap hidup dan bepergian, jadi kami memutuskan tidak pergi," kata Diller.

Khosrowshahi menjadi CEO Expedia pada 2005 dan Diller sebagai Chairman. Selama 12 tahun kepemimpinannya, Expedia menjadi agen travel online AS terbesar. Pendapatan tumbuh dari US$ 2,1 miliar pada 2005 menjadi US$ 8,7 miliar pada 2016.

Seperti mentornya, Diller, dan anggota keluarganya yang lain, Khosrowshahi dinilai sebagai orang yang tepat untuk membuat kesepakatan dan menjalankan konglomerasi. Expedia kini memiliki berbagai merek, termasuk Hotels.com, Orbitz, Trivago, HomeAway, dan Travelocity.

(Din/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya