Uji Coba Misil Korea Utara Siap Dibahas di Sidang Umum PBB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, uji coba misil akan dibahas pada Sidang Majelis Umum PBB September mendatang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 29 Agu 2017, 15:59 WIB
PBB sebelumnya memberikan sanksi kepada Korut atas upaya pengembangan nuklir yang dianggap membahayakan keamanan internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Peluncuran rudal Korea Utara menuai kecaman dari berbagai negara, termasuk Indonesia yang sejatinya punya hubungan diplomatik dengan Pyongyang.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, peluncuran rudal Korut akan dibahas pada Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) September mendatang.

"Kita kan sebentar lagi akan bertemu, hampir semua Menteri Luar Negeri akan berada di sidang majelis umum PBB di bulan September. Dan saya yakin isu mengenai masalah Korea Utara ini akan menjadi bahasan di dalam pertemuan di bulan September nanti," jelas Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Retno menyampaikan, Indonesia tidak bisa membiarkan begitu saja, sebuah negara selalu melanggar resolusi dewan keamanan PBB yang sudah disepakati bersama. Itu sebabnya, RI menjadi negara yang juga ikut mengecam peluncuran rudal itu.

"Kita tidak ingin melihat satu negara secara konsisten terus menerus melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Jadi ini adalah sebagai bentuk konsistensi dari posisi Indonesia yang juga sudah disampaikan dalam beberapa kali kesempatan," imbuh dia.

Peluncuruan rudal oleh Korut, menurut keterangan resmi Pentagon, dilakukan pada Selasa (29/8/2017) pagi.

Rudal yang diluncurkan Korut terbang di atas Jepang. Kami masih dalam proses menganalisis peluncuran ini," kata Juru Bicara Pentagon, Rob Manning, seperti dikutip dari CNN, Selasa (29/8/2017).

Sementara itu, Kepala Pasukan Gabungan Korea Selatan merilis pernyataan bahwa Korut menembakkan rudal tak dikenal dari sebuah wilayah di dekat Sunan, Pyongyang. Rudal tersebut melintasi arah timur laut Semenanjung Korea dan terbang di langit Jepang.

Adapun Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan, peluru kendali itu melintasi Tanjung Erimo di Hokkaido dan diperkirakan jatuh di Samudra Pasifik.

Peluncuran dikabarkan terjadi pada pukul 05.57 waktu setempat.

"Kami harus sampaikan bahwa peluncuran yang dilakukan Korut pagi ini merupakan ancaman paling serius dan genting bagi kami. Karena, rudal tersebut sepertinya melewati wilayah udara kami," ujar Suga seperti dilansir NHK.

Ia menambahkan, "Ini dapat mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Hal ini juga sangat berbahaya dan menjadi persoalan dalam hal keselamatan lalu lintas pesawat dan kapal. Peluncuran itu jelas-jelas melanggar resolusi PBB. Kami tidak dapat menoleransi provokasi yang dilakukan berulang kali oleh Korut".


PM Jepang Naik Pitam

Terkait aksi terbaru Korut itu, PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden AS Donald Trump segera melakukan komunikasi lewat sambungan telepon. 

Baik Trump dan Abe sepaham terkait tindakan Korut tersebut. Mereka siap memberi tekanan lebih kepada Pyongyang.

"Donald Trump berkata AS 100 persen bersama Jepang, dan AS mengulangi komitmen kuat kepada pertahanan Jepang," ucap Abe seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (29/8/2017).

"Jepang bekerjasama dengan komunitas internasional menyerukan dengan lantang untuk memberi tekanan pada Korut," paparnya.

Abe pun menyatakan, tindakan Korut sebagai sebauah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya bagi keamanan negara.

"Tindakan berbahaya dengan menembaki rudal ke wilayah kita belum pernah kami alami, ini ancaman serius sangat serius dan merusak perdamaian dan keamanan regional," sebut Abe.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya