Liputan6.com, Ramallah - Pemerintah Palestina memutuskan untuk mengembangkan proyek untuk mengubah istana kepresidenan di Ramallah menjadi perpustakaan nasional.
Keterangan tersebut, disampaikan Menteri Kebudayaan Palestina, Ehab Bessaiso. Dia mengatakan, perubahan tersebut merupakan keputusan Presiden Mahmoud Abbas.
"Abbas sudah memutuskan mentransformasi 4,700 meter persegi komplek (istana kepresidenan) itu menjadi perpustakaan nasional Palestina," sebut Ehab, seperti dikutip dari Yahoonews, Selasa (29/8/2017).
Komplek kepresidenan tersebut terletak di dalam tanah seluas 27 ribu meter per segi yang sehari-hari digunakan sebagai pusat pemerintahan Palestina. Untuk rencana perubahan itu, Palestina membuka tangan jika ada pihak asing yang mau membantu pendanaan.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Direktur Dewan Ekonomi untuk Pembagunan dan Rekonstruksi (PECDAR), Mohammed Shtayyeh, Abbas punya alasan kuat kenapa ia merubah fungsi istana kepresidenan Palestina.
"Presiden percaya, tempat itu semestinya digunakan untuk keuntungan publik dengan cara mengubah (istana kepresidenan) menjadi perpustakaan nasional yang akan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas," ucap Shtayyeh.
Pembangunan istana kepresidenan yang Palestina sudah dimulai sejak lima tahun lalu. Kini, tempat tersebut telah selesai sepenuhya.
Kendati sudah melakukan transformasi, Otoritas Palestina belum bisa memastikan kapan perpustakaan itu rampung.
Rencananya, konstruksi tranformasi tersebut akan menggunakan dana dari PECDAR, Kementerian Keuangan serta institusi mandiri yang akan menangani dana dari para pendonor.
Simak video berikut