Liputan6.com, Palembang - Kasus pembunuhan sopir taksi online Edward Limba (35) pada Senin malam, 21 Agustus 2017, di Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) banyak dikaitkan dengan aksi demo supir angkutan kota (angkot) pada pagi harinya.
Ratusan supir angkot berdemo di halaman gedung DPRD Sumsel karena tidak menerima keberadaan supir taksi online di Palembang. Aksi demo sempat ricuh karena beberapa dari mereka merusak mobil salah satu pengemudi taksi online yang sedang melintas di kawasan tersebut.
Perang dingin antara supir taksi online dan angkot di Palembang sempat terjadi. Terlebih setelah terdengar kabar salah satu supir taksi online tewas mengenaskan akibat dirampok.
Baca Juga
Advertisement
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto langsung mengklarifikasi bahwa kasus pembunuhan sopir taksi online tidak ada hubungan sama sekali dengan aksi demo sopir angkot yang berbarengan.
"Banyak masyarakat menghubung-hubungkan. Siangnya unjuk rasa, malamnya ada yang meninggal. Ternyata tidak ada kaitan dengan unjuk rasa. Ketiganya bukan supir angkot," katanya saat menggelar ungkap kasus pembunuhan sopir taksi online di Mapolda Sumsel, Selasa (29/8/2017).
Modus pembunuhan sadis yang dialami oleh warga Jalan Kedukan Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang ini murni karena tergiur dengan harta.
Kelima tersangka diduga nekat merampok karena tidak mempunyai pekerjaan tetap. Kasus pembunuhan yang melibatkan aplikasi taksi online ini, lanjutnya, akan menjadi perhatian khusus Polda Sumsel.
Ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pengelola aplikasi taksi online untuk memberikan fasilitas keamanan pengemudinya.
"Misalnya ada penyerangan, ada aplikasi tombol panic button, seperti aplikasi Wong Kito. Kita pernah menangkap pelaku kriminal setelah menerima laporan warga melalui aplikasi Wong Kito," katanya.
Misteri pembunuhan Ewa, sapaan akrab korban akhirnya bisa terkuak setelah satu minggu kejadian. Dari kelima tersangka, baru tiga orang yang berhasil ditangkap. Ketiganya tercatat sebagai warga Palembang, yaitu Adi (33), Adi alias Ucok (27) dan Aldo (33).
Sementara, dua tersangka lainnya yaitu IR dan R masih jadi buronan polisi. Kapolda Sumsel berjanji dalam waktu dekat akan menangkap kedua tersangka pembunuhan sopir taksi online tersebut.
Pihaknya juga sedang mengembangkan kasus ini untuk menguak siapa otak pembunuhan dan tugas apa saja yang mereka lakukan.
"Pasti ada yang menyuruh dan merancangnya, mereka juga mengatur strategi dulu. Karena barang bukti senjata tajam juga sudah disiapkan oleh tersangka di mobil," kata Kapolda.
Saksikan video menarik di bawah ini :
https://www.vidio.com/watch/835039-karangan-bunga-dukungan-masyarakat-terhadap-ungkap-kasus-pembunuhan-driver-go-car
Banjir Dukungan
Mencuatnya kasus pembunuhan sadis sopir taksi online di Palembang ternyata menyita perhatian masyarakat Sumsel, khususnya Palembang.
Sejak beberapa hari lalu, halaman depan Mapolda Sumsel dihiasi beberapa karangan bunga yang berisi ucapan dukungan karena telah berhasil menangkap pembunuh korban.
Papan ucapan dikirim dari berbagai komunitas, seperti klub sepeda motor Tiger atau disingkat TOCP, BG Community, Club Diner Palembang, Palembang Online Driver (POD) dan Asosiasi Driver Online.
Namun, dari beberapa karangan bunga dukungan tersebut, ada satu papan ucapan yang cukup besar yang dikirim oleh keluarga korban.
Karangan bunga tersebut bertuliskan ‘Terima Kasih Kapolda Sumsel dan Anggota Ungkap Pelaku Pembunuhan Ewa, Keluarga Korban Ewa’. Direktur Krimum Polda Sumsel Kombes Prasetidjo Utomo berterima kasih karena mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat Sumsel.
"Kami sangat terkejut dengan apresiasi yang diberikan oleh masyarakat,kami berterima kasih atas dukungan karangan bunga. Ini wujud kepercayaan masyarakat kepada kami. Kepolisian dan negara tidak akan tinggal diam untuk mengusut tuntas kasus ini," katanya.
Pihak kepolisian juga merasa terbantu karena masyarakat cepat merespons laporan tindak kejahatan. Terlebih, aksi kriminal tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia.
"Masyarakat memberikan informasi terkait pelaku. Mereka sudah merespons adanya kejahatan," katanya.
Advertisement