Debu Tebal Selimuti Stasiun Kereta Tersibuk di Tokyo, Ada Apa?

Departemen pemadam kebakaran Tokyo disiagakan akibat paparan debu di Stasiun JR Shinjuku.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Agu 2017, 16:32 WIB
Stasiun Shinjuku penuh debu. (Asahi)

Liputan6.com, Shinjuku - Debu pekat menyelimuti Stasiun JR Shinjuku pada 28 Agustus 2017 waktu setempat. Paparannya yang menyebar ke seluruh penjuru bangunan tersebut menyebabkan penangguhan layanan selama 13 menit di salah satu stasiun kereta tersibuk di Tokyo.

Menurut laporan Asahi.com mengutip polisi dan petugas pemadam kebakaran Tokyo yang dikutip Selasa (29/8/2017), debu itu terjadi akibat mesin berat terguling saat bekerja untuk membangun lorong di bawah platform No. 15 di stasiun tersebut.

Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo disiagakan pada pukul 14.26 waktu setempat.

Menurut East Japan Railway Co., kereta api yang terdampak di Jalur Yamanote dan Chuo itu kembali beroperasi pada pukul 14.39.

Berikut ini rekaman saat debu menyelimuti stasiun tesebut:

Stasiun Shinjuku menjadi urat nadi bagi transportasi di Tokyo, Jepang.

Stasiun kereta yang terletak di distrik Shinjuku ini pernah mendapat predikat sebagai stasiun yang tersibuk di dunia, berdasarkan banyaknya penumpang yang menggunakannya.

Museum pencatat rekor dunia Guiness World Record bahkan mencatat pada tahun 2007, stasiun yang dibangun pada tahun 1885 itu selalu kebanjiran 3,64 juta penumpang setiap hari dan menjadi stasiun tersibuk di dunia.

Untuk menghindari penumpukan penumpang, Shinjuku Station dilengkapi dengan 200 pintu keluar. Pembelian tiket juga sudah tidak dilakukan secara manual.

Semua menggunakan kartu yang bisa dibeli melalui mesin yang tersedia. Selain tiket sekali pergi, tiket terusan dan berlanggganan juga tersedia. Yang lebih praktis adalah tiket yang menggunakan uang eletronik Pasmo dan Suica.

Bagi turis yang hanya menetap sementara, terdapat kartu terusan berkala. Mulai dari jangka waktu satu hari hingga sepekan dengan variasi harga yang berbeda-beda.


Sejarah Stasiun Shinjuku

Shinjuku station telah berdiri sejak 1885, sebagai pemberhentian kereta Japan Railway's Akabane-Shinagawa (sekarang bagian dari Yamanote Line).

Saat pertama kali dibuka, stasiun ini masih sepi. Jumlah penumpang mulai meningkat saat dua perusahaan kereta Chuo Line (1889), Keio Line (1915), dan Odayaku Line (1923), juga ikut melintasi stasiun Shinjuku.

Pantauan Liputan6.com, Stasiun Shinjuku selalu ramai pada pagi hingga malam hari. Namun jam-jam sibuk tidak jauh berbeda dengan di Jakarta, yakni pada pukul 08.00-09.00 di pagi hari dan pukul 17.00-19.00 di malam hari.

Pada pagi hari, arus penumpang lebih banyak menuju Shinjuku yang merupakan pusat bisnis dan pemerintahan di Tokyo dan arah sebaliknya pada malam hari.

Ada lima jenis kereta yang melintasi Stasion Shinjuku, yakni JR East, Odakyu Eletric Railway, Keio Coporation, Tokyo Metro, dan Toei Subway. Seluruhnya terbagi menjadi beberapa jurusan. Sebelum bepergian, sebaiknya pengguna mengetahui kereta mana yang paling cocok digunakan dengan melihat papan petunjuk yang ada.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya