Bupati Banyuwangi: Penanganan Sampah Harus Ditangani Sejak Hulu

Bekerjasama dengan BUMN perbankan menghadirkan Program YOK KITA GAS (Gerakan Anti Sampah) di Pasar Rogojampi.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2023, 13:29 WIB
(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Liputan6.com, Banyuwangi - Penanganan sampah tidak bisa dilakukan secara parsial. Harus terintegrasi dari hulu hingga hilir. Hal inilah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Bekerja sama dengan BUMN perbankan menghadirkan Program YOK KITA GAS (Gerakan Anti Sampah) di Pasar Rogojampi.

“Bank Sampah yang mampu mengelola satu ton sampah per harinya ini merupakan inovasi yang bagus. Ini adalah bagian dari penanganan sampah sejak di hulunya,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meresmikan pengelolaan sampah ini pada 5 Oktober 2023.

Ipuk menegaskan bahwa persoalan sampah menjadi salah satu perhatian utamanya. Tidak hanya menangani tumpukan sampah yang telah hanyut di sungai atau menumpuk di pantai, tapi harus digerakkan sejak dari awal. Seperti halnya di rumah tangga, pasar dan industri yang merupakan produsen awal sampah itu sendiri.

“Program mengatasi masalah sampah merupakan salah satu concern dari Pemkab Banyuwangi, karenanya kami menyambut baik program ini dan berterima kasih pada BRI yang turut peduli dalam mengatasi masalah sampah di daerah,” ujar Ipuk.

 

(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Sebelumnya Pemkab Banyuwangi juga baru saja meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPST 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon yang merupakan kerjasama dengan pemerintah Norwegia dan korporasi dari Austria. TPS yang berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar tersebut memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton sampah per Hari.

“Adanya program dari BRI ini sangat berarti untuk mengatasi masalah sampah yang ada di area Kecamatan Rogojampi, khususnya Pasar Rogojampi. Kami berharap program ini nantinya juga akan menjangkau pasar-pasar lainnya di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.

Pada kesempatan tersebut Bupati Ipuk berkesempatan melihat secara langsung proses pengelolaan sampah di Bank Sampah TPST Rogojampi tersebut. Terdapat pengolahan sampah non organik dan organik yang masing-masing diproses menggunakan mesin yang berbeda. Selain itu Bupati Ipuk juga meninjau pengolahan sampah organik dengan metode Maggot Black Soldier Fly (BSF).

Sementara itu Kepala Cabang BRI Banyuwangi Ashri Agustian menjelaskan pasar dipilih sebagai lokasi program penyaluran program Yok Kita Gas, karena pasar yang merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat, menghasilkan sampah setiap hari.

“Gerakan ini dimulai dengan edukasi dan sosialisasi kepada 750 pedagang Pasar Rogojampi tentang pentingnya mengelola sampah. Para pedagang diberikan edukasi untuk mampu memilah antara sampah organik dan anorganik,” ujar Ashri.

 

(Foto:Dok.Pemkab Banyuwangi)

Sampah yang telah dipilah oleh pedagang akan disetorkan ke Bank Sampah TPST Rogojampi dan dapat menjadi tabungan penambah pendapatan bagi pedagang yang menjadi nasabah Bank Sampah.

“Saat ini sudah ada 45 pedagang yang menjadi nasabah Bank sampah, kami berharap nantinya semua pedagang bisa bergabung,” cetus Ashri.

Untuk sampah organik akan dikelola dalam bentuk pakan maggot, ecoenzym dan pupuk organik. Sedangkan sampah anorganik dijual lagi ke pengepul yang akan diputar untuk menjadi modal usaha Bank sampah.

Sebagai informasi selama enam bulan berjalan Bank Sampah TPST Rogojampi telah memproses sebanyak 864 kg sampah organik dan 1.860 kg sampah anorganik per bulan. Sementara itu jumlah reduksi carbon dan metan atas pengelolaan sampah ini sebesar 9,12 kg per bulan untuk metan (CH4) dan reduksi karbon sebanyak 22,57 kg.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya