Liputan6.com, Ternate - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar sosialisasi empat pilar di Ternate, Maluku Utara.
Dalam pemaparannya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang diwakili Anggota MPR Kelompok DPD RI Bahar Ngitung meminta agar slogan NKRI Harga Mati diresapi lebih mendalam.
Advertisement
Zulkifli mengatakan, Pancasila telah jadi way of life Indonesia. Undang-Undang 1945 sebagai dasar konstitusi. 17.446 pulau yang tersebar adalah milik Indonesia dan harga mati.
"Tapi jangan dianekdotkan dengan penjual bendera di pinggir jalan. Ditawar tidak bisa, harga bendera merah putih Rp 200 ribu diminta Rp 120 ribu. Tidak bisa, merah putih harga mati," tutur Bahar di Ternate, Maluku Utara, Rabu (30/8/2017).
Dia mengatakan, Pancasila merupakan dasar negara yang komprehensif dan menyeluruh. Kemajemukan menjadi kebanggaan dan hak asasi manusia sangat dijunjung tinggi.
"Kita belajar dari kejadian di Timur Tengah. Satu bangsa tapi berperang. Karena mereka tidak punya Pancasila. Perbedaan adalah wajar. Kita punya semboyan Bhineka Tunggal Ika, sulit kita berpantang, itulah Indonesia," jelas dia.
Bahar mengatakan, masyarakat Indonesia mestilah terus berkaca. Membangun negeri dengan saling menghormati perbedaan dan berjiwa patriotisme membela negara.
"Kita bisa berteriak, bagaimana bangsa ini maju ke depan kalau kita selalu bertikai. Pancasila, Undang-Undang 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, harga mati," Bahar menandaskan.
Saksikan video di bawah ini:
Warisan Pancasila
Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan salah satu syarat menjadi bangsa maju adalah nilai nilai yang dipegang bersama. Bersyukurlah bangsa Indonesia memiliki Pancasila.
"Pendiri bangsa mewariskan Pancasila sebagai komitmen bersama. Nilai nilai ini yang mempersatukan kita, apapun latar belakang suku dan agamanya," katanya, dalam Pidato Kebangsaannya pada acara 'Temu Kangen Alumni dan Diskusi Panel Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana', di Pendopo Unkris, Sabtu (26/8).
Bagi Zulkifli Hasan, sekarang waktunya Pancasila menjadi perilaku dalam kehidupan sehari hari maupun dalam perundang undangan yang tegas berpihak pada rakyat
"Sudah bukan waktunya lagi membeda bedakan Suku, agama dan latar belakang. Kita semua Pancasila, Kita semua Indonesia," tambahnya.
Advertisement