Liputan6.com, Boyolali - Nama adalah doa dan harapan. Orangtua memberi nama anaknya dengan penuh arti. Seperti juga dilakukan oleh pasangan Kuncora Bambang Nugraho dan Lilis Setiawati asal Sawit, Boyolali, Jawa Tengah yang menamai anak keduanya dengan nama Indonesia.
Indonesia lahir di tanggal istimewa pada Kamis, 17 Agustus 2017, yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-72 RI. Bayi lelaki ini lahir di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah pada pukul 08.20 WIB. Bobot tubuhnya saat lahir terbilang tak biasa, yaitu 4 kg dan panjang 50 cm.
Kuncora, sang ayah menuturkan penamaan anak kedua itu bukan tanpa alasan. Ia sudah memiliki mimpi untuk menamai anaknya dengan nama Indonesia sejak kelas 3 SD. Saat masih kecil, setiap 17 Agustus, ia selalu mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI.
Baca Juga
Advertisement
"Indonesia itu besar, setiap tanggal 17 selalu diperingati, " kata Kuncora yang saat ini menjadi staf Disperindag UPT Nogosari di Boyolali, Rabu, 30 Agustus 2017.
Keinginan itu tertanam terus pada dirinya. Tapi keinginan itu belum terealisasi mengingat ia tak kunjung menikah. Sebelum menjadi staf di Disperindag, Kuncora melakoni tugas PNS sebagai Sekretaris Desa Kateguhan, Sawit, Boyolali yang terbiasa mengurusi surat menyurat di kelurahan.
"Karena sering mengurus surat-surat itu saya niteni, anak yang lahir bulan Januari-Februari senang baju. Kalau lahir bulan Agustus, biasanya anaknya itu memiliki pendirian kuat dan tangguh. Makanya saya kalau punya anak, harus lahir bulan Agustus. Tapi kok saya belum nikah-nikah, " kata Kuncora dengan tertawa.
Akhirnya yang dinanti pun tiba. Pada 2012 saat dirinya berusia 44 tahun, ia menikahi gadis bernama Lilis Setiawati yang berusia 23 tahun. Selepas menikah, Kuncora pun mencoba merealisasikan mimpinya, memiliki anak yang lahir pada 17 Agustus.
"Anak pertama lahir bulan Agustus tapi tanggal 5. Mau saya kasih nama Indonesia kok nggak cocok. Akhirnya saya kasih nama Naufal Indra Nugraha," tutur Kuncora.
Kuncora bersama istri kemudian merencanakan anak yang kedua. Setiap malam, dia selalu memanjatkan doa agar anaknya bisa lahir pada 17 Agustus. "Saya cinta sama Indonesia, saya ingin punya anak dinamai Indonesia, " kata dia.
Doa membuahkan hasil. Sang istri yang sedang hamil, masa Hari Perkiraan Hamil (HPL) dinyatakan antara 17-20 Agustus 2017. Kegembiraannya membuncah saat mendengar hal itu. Ia pun gerak cepat dengan mendaftarkan proses persalinan pada tanggal 17 Agustus lewat proses caesar di salah satu rumah sakit swasta di Klaten. "Yang anak pertama juga caesar, " ucap dia.
Namun karena proses persalinan pada tanggal itu merupakan tanggal merah, ia tidak bisa memakai BPJS. Ia pun harus merogoh kocek Rp 8,5 juta.
Tak kehilangan akal, ia mengajukan bantuan kepada Bupati Boyolali, Seno Samodra agar proses persalinan digratiskan. Permintaan itu dikabulkan tetapi dengan syarat mereka harus pindah ke rumah sakit milik Pemerintah Daerah Boyolali.
"Istri saya ditelepon untuk masuk ke RSUD Pandan Arang pada 16 Agustus pukul 10.20 WIB. Dan anak kedua saya lahir dengan nama Indonesia pada Kamis, 17 Agustus sekitar pukul 08.00 WIB, " ungkap Kuncora.
Nama Indonesia sengaja disematkan kepada anak keduanya. Baginya Indonesia adalah merupakan sebuah berkah, di mana semua kepulauan bisa dirangkul bersama dalam NKRI. Selain kecintaannya pada Indonesia, Kuncora selebihnya menggunakan ilmu gotak-gatuk (otak-atik).
"Kalau tanggal istimewa 17-8-2017 dengan awalan akhiran 17 maka itu akan terjadi lagi 1.000 tahun kemudian alias 17-8-3017," kata Kuncora.