Liputan6.com, Cilacap – Bagi peternak, Idul Adha adalah hari yang dinanti untuk mendulang laba. Harga kambing kurban jantan atau sapi mereka bakal meroket tinggi hampir dua kali lipat dibanding harga normal. Di Cilacap, beberapa ras kambing unggulan bahkan setara dengan harga sepeda motor bekas berkualitas baik.
Seorang pedagang kambing di Pasar Karangpucung, Carsono, mengatakan harga kambing peranakan etawa (PE) super dihargai Rp 6,5 juta-8 juta per ekor. Padahal dalam kondisi normal, harga kambing PE kualitas sedang hanya mencapai Rp 4,5 juta-5 juta per ekor.
"Ibarat menjual dua ekor kambing dapat sepeda motor baru. Kalau jual satu ya, bisa beli motor bekaslah. Kualitasnya lumayan," ujarnya, Rabu, 30 Agustus 2017.
Carsono menjelaskan, sebenarnya harga kambing bukan dihitung dari ras kambingnya. Menurut dia, kalau memang kambing jantan itu gagah dan besar, harganya akan di atas rata-rata.
Dia mencontohkan domba Garut yang harganya kurang lebih setara dengan kambing jantan PE.
"Dilihat badannya bagaimana, panjang tubuh, bobotnya, bulu, dan tanduknya juga harus menunjang penampilan," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, Kepala Pasar Karangpucung, Suyadi Gimin mengatakan pada puncak menjelang Idul Adha, jumlah kambing yang masuk ke pasar berkisar 10 ribu–14 ribu ekor. Akan tetapi, jumlah itu adalah jumlah populasi pasar yang tak mesti laku.
Adapun, jumlah transaksi kambing jantan untuk keperluan hewan kurban disebut tak kurang 2.000 ekor per pasaran. Menurut Suyadi, itu dihitung dari penjualan kambing kurban ke konsumen lokal dan pembeli luar daerah.
Sekali pasaran, jumlah kendaraan yang mengangkut kambing antara 50-60 mobil bak terbuka dan truk. Kambing dibawa ke tiga kota besar dengan permintaan tertinggi, yakni Jakarta, Bandung, dan Bogor.
"Tiap pikap membawa setidaknya 21 ekor kambing. Satu truk membawa 70 ekor kambing. Kambing itu diangkut menggunakan kandang susun bertingkat," kata Suyadi.
Suyadi berujar, Pasar Hewan Karangpucung mulai dua pekan sebelum Idul Adha tak bisa menampung jumlah kambing yang masuk ke pasar. Itu sebab, pihaknya meminjam lapangan Desa Karangpucung untuk menampung kambing-kambing yang tak tertampung di pasar.
"Itu sampai meluber ke sana, ke lapangan. Lapangannya untuk parkir mobil sekalian untuk pasar," ujarnya.
Menurut Suyadi, lantaran tingginya permintaan, harga kambing pun naik drastis. Kambing ukuran besar yang dalam kondisi normal hanya berharga Rp 3,5 juta, kini naik menjadi Rp 5 juta-5,5 juta per ekor.
Ia menambahkan, selain kambing lokal, beberapa pedagang dari luar daerah masuk ke Karangpucung untuk menjual kambing-kambing ras unggulan, seperti peranakan Etawa (PE) dan Domba Garut. Sebab, Pasar Hewan Karangpucung disebut sebagai pasar kambing terbesar di Jawa Tengah bagian barat.
Saksikan video menarik di bawah ini: