Sejauh Apa Perkembangan Mobil Listrik Karya Anak Bangsa?

Secara teknologi, mobil listrik produksi anak bangsa sudah siap.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Agu 2017, 21:15 WIB
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir saat melakukan kunjungan ke Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/7). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menargetkan mobil listrik dalam negeri mulai diproduksi secara massal pada 2020. Namun agar hal tersebut terwujud, dibutuhkan investor yang bersedia membiayai proses produksinya.

Nasir mengungkapkan, secara teknologi, mobil listrik produksi anak bangsa sudah siap. Namun masih perlu uji coba lebih lanjut untuk memastikan mobil tersebut layak untuk diproduksi secara massal.

‎"Mobil listrik sudah siap secara teknologi. Tinggal kita akan menuju yang namanya uji. Uji itu berarti meningkatkan kesiapan teknologi untuk menjadi ke angka enam. Kalau angka enam selesai, nanti ke angka tujuh berarti ke industrinya. Nanti kita akan uji coba Jakarta-Bali, untuk mobil. Untuk motor sudah selesai lah ya. Sekarang proses ke industri. Kalau mobil tahapnya itu, tahap uji," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Nasir mengungkapkan, agar mobil listrik ini bisa diproduksi secara massal, membutuhkan banyak anggaran untuk membangun fasilitas produksi. Di sini, kesediaan investor untuk bisa membiayai produksi massalnya.

‎"Pasti, pasti (butuh investor). Pasti harus bersama investor. Tanpa investor ini nggak mungkin bisa jalan. Costnya kan mahal. Biasanya investor itu kalau dengan motor listrik, kalau memasang satu kendaraan, lainnya itu sama juga. Sampai 70 lebih line. Tapi dengan motor listrik ini hanya tinggal 32 line karena banyak komponen yang hilang. Mobil nanti juga begitu," lanjut dia.

Namun, Nasir berharap agar investor yang masuk tersebut berasal dari dalam negeri. Sebab dirinya ingin mobil listrik yang diproduksi anak bangsa murni berasal dari dalam negeri dan bersaing dengan mobil produksi negara lain.

"Belum (ada investor). Dalam negeri, enggak mau luar negeri. Karena kita ingin bersaing dengan luar negeri. Kalau luar negeri bagaimana pendapatan negaranya. Nanti dalam hal ini kita kompetitif," kata dia.

Meski belum mendapatkan investor, Nasir optimis mobil listrik tersebut bisa diproduksi di 2020. Sedangkan uji cobanya akan dimulai di akhir tahun ini.‎ "Investasi di 2020. Uji coba nanti akhir 2017 atau awal 2018," tandas dia.

Jokowi Setuju Produksi Mobil Listrik Harus 20 Persen pada 2025

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal peta jalan (roadmap) pengembangan mobil listrik di dalam negeri. Dalam laporan tersebut, Presiden Jokowi setuju adanya pembatasan jumlah mobil berbahan bakar minyak (BBM) dan target peredaran mobil listrik pada 2025.

Airlangga mengungkapkan, Presiden Jokowi banyak bertanya soal tahapan dari pengembangan mobil listrik di dalam negeri. "Saya juga melaporkan peta jalan mobil listrik. Pada prinsipnya, beliau menanyakan mengenai waktu-waktunya, time frame dari mobil listrik. Apakah kita akan menganut seperti negara lain yang nanti pada waktu tertentu membatasi jumlah mobil listrik atau mobil biasa," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Saat ini, ada dua aliran (mazhab) yang diterapkan di berbagai negara terkait pengembangan mobil listrik. Ada yang memasang target pelarangan mobil ber-BBM dalam kurun waktu tertentu, tapi ada juga yang masih memperbolehkan dengan jumlah tertentu.

"Kami sudah sampaikan bahwa di dunia ini ada dua mazhab. Satu pelarang total (mobil ber-BBM), ada juga yang melakukan minimal kendaraan mobil listrik itu sampai di mana (dibandingkan mobil ber-BBM). Kami bahas dengan Bapak Presiden dan beliau setuju untuk dilakukan semacam pembatasan pada waktu tertentu," jelas dia.

Airlangga mengungkapkan, Presiden Jokowi juga setuju soal target produksi mobil listrik pada 2025 mencapai 20 persen dari total mobil yang diproduksi. Sebagai contoh, jika produksi mobil pada tahun tersebut mencapai 2 juta unit, maka 400 ribunya harus mobil berbasis listrik.

"Salah satu yang kita setujui adalah, beliau menyetujui tahun 2025, sebanyak 20 persen itu sudah diproduksi dari mobil berbasis electric vehicles," tandas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya