Lewat Alat Musik 'Erhu', Mahasiswa Taiwan Pukau Indonesia

Alat musik Erhu dipercaya dapat meningkatkan hubungan antar masyarakat antara Indonesia dan Taiwan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Agu 2017, 15:30 WIB
27 mahasiswa Taiwan berhasil memukau tamu undangan pada pembukaan acara kebudayaan bertajuk "New Taiwan Generation, New Southbound Vision (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Pertunjukan seni tari, lagu daerah dan alat musik tradisional yang dibawakan oleh 27 mahasiswa Taiwan berhasil memukau Indonesia. Misi kebudayaan yang menjadi bagian dari program New Southbound Policy tersebut bertujuan untuk menjalin kerja sama di bidang kebudayaan antar kedua negara.

Salah satu alat musik tradisional yang berhasil menghipnotis tamu undangan adalah Erhu.

Erhu adalah salah satu alat musik gesek tradisional Taiwan, yang keberadaannya ditemukan sejak zaman Dinasti Tang pada abad ke-7 sampai abad ke-10 Masehi. Pada masa itu, alat musik ini populer di antara etnis minoritas yang bermukim di bagian barat laut China.

Cheng Yu-Cheng, salah satu siswa yang memainkan alat musik itu begitu senang tampil dalam misi kebudayaan yang dipelopori oleh pemerintah Taiwan.

"Alat musik tradisional ini sudah saya mainkan sejak 10 tahun lalu. Saya belajar memainkan alat musik gesek ini dari guru kesenian saya," ujar Cheng saat ditemui usai penampilannya di Sun City Luxury Club Jakarta, Rabu 30 Agustus 2017 malam.

"Kami membutuhkan waktu satu bulan untuk mempersiapkan segala tarian, nyanyian dan lantunan alat musik. Proses ini tidak mudah, kami harus melalui beberapa tahapan sebelum ditujuk menjadi duta muda Taiwan," ujar Cheng Bo-Yin.

Mahasiswa berusia 20 tahun yang kini tengah berkuliah di National Taiwan Normal University tersebut mengaku senang dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia.

Kepala Perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan (TETO) John Chen saat menerima tulisan bermakna persahabatan Taiwan dan Indonesia dari salah satu mahasiswa Taiwan (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Senada dengan Bo-Yin, Liu Hsin-Tung mengaku senang bisa terpilih menjadi duta Taiwan. Pasalnya, ia berhasil menjadi salah satu bagian dari delegasi setelah mengalahkan lebih dari 600 pendaftar.

"Ada beberapa tahapan yang harus saya lalui, salah satunya tes kemampuan bahasa Inggris. Selain itu, para pendaftar harus menunjukkan talenta mereka seperti menari dan bernyanyi," ujar gadis berusia 23 tahun yang tengah berkuliah di National Taipei University Ir Business tersebut.

Tung juga mengatakan, setelah menyelesaikan segala agenda di Indonesia, ia dan seluruh teman-teman akan terbang ke Filipina untuk misi serupa.

New Southbound Policy adalah program yang kian digaungkan oleh pemerintah Taiwan. Tujuannya untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi dan kebudayaan antara Taiwan dan negara-negara di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Salah satunya Indonesia.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya