Cheerleader Dipaksa Split, Ini Bahayanya

Seorang anggota baru cheerleaders dipaksa melakukan split oleh senior dan pelatihnya. Ketahui bahaya memaksakan split.

oleh Umi Septia diperbarui 31 Agu 2017, 11:00 WIB
Seorang cheerleader, Ally Wakefield (13) dipaksa split dan dia berteriak “tolong berhenti!” sembilan kali dalam video berdurasi 24 detik.

Liputan6.com, Jakarta Seorang siswa sekolah menengah di Amerika Serikat yang baru bergabung dalam ekskul cheerleaders dipaksa melakukan split oleh seniornya hingga menangis histeris. Kejadian ini terekam dalam sebuah video berdurasi 24 detik. Adakah bahaya yang mengintai dari kejadian tersebut?

Mengutip laman Better Health, Kamis (31/8/2017), setiap gerakan yang dilakukan pada tulang melebihi daya yang mampu ditanggung, seperti split, dapat berakibat fatal, yaitu menyebabkan fraktur tulang.

Hal ini dapat mengganggu struktur dan kekuatan tulang, menyebabkan rasa sakit, kehilangan fungsi, serta terkadang pendarahan dan luka di sekitar tulang tersebut.

Patah tulang terdiri dari beberapa macam tingkat keparahan, tergantung pada seberapa kuat pemaksaan dan arah gaya, tulang yang terlibat dan usia orang tersebut.

Fraktur tulang umumnya terjadi pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan pinggul.

Meski diobati, tulang yang patah biasanya membutuhkan minimal empat sampai delapan minggu untuk sembuh, tergantung usia, kondisi kesehatan, dan jenis istirahatnya.

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Bahaya Memaksakan Splits Pada Cheerleaders, Separah Apa?

Ally Wakefield, siswa berusia 13 tahun yang bersekolah di East High School di Denver dipaksa melakukan split hingga mengerang kesakitan.

Gerakan split merupakan salah satu jenis gymnastic merupakan tehnik peregangan pada kaki hingga mencapai lurusnya kaki pada lantai. Pemaksaan hal ini selain menyebabkan fraktur tulang juga bisa menyebabkan robeknya jaringan.

Akibat peristiwa ini, polisi dan pihak sekolah masih menyelidikinya. Sementara itu, asisten dan kepala sekolah East High School tengah mengambil cuti.

Kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi pihak sekolah agar lebih bijaksana mengawasi kegiatan siswanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya