Liputan6.com, Jakarta - Sampah termasuk ke dalam permasalahan yang tidak bisa dihindari. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di seluruh negara di dunia. Kurangnya kesadaran masyarakat akan menjaga kebersihan lingkungan adalah salah satu alasan sampah berserakan. Namun, tidak semua masyarakat memiliki kepedulian yang kurang. Di Yogyakarta, terdapat sebuah gerakan peduli kebersihan bernama Gerakan Garuk Sampah.
Baca Juga
Advertisement
Gerakan Garuk Sampah pertama kali dilaksanakan di akhir tahun 2014 oleh para pengendara sepeda di Yogyakarta. Para pesepeda tersebut merasa tidak nyaman dengan adanya sampah yang berserakan di jalan-jalan. Awalnya, para pengendara sepeda ini lebih terfokus kepada wisatawan yang tidak bisa mengurus sampahnya sendiri dan mengkritik pemerintah yang kurang memfasilitasi tempat sampah di lokasi pariwisata.
"Gerakan ini awalnya untuk menimbulkan kesadaran wisatawan dan pemerintah akan permasalahan sampah. Dimulai dari kawasan-kawasan wisata seperti Malioboro dan Alun-Alun," kata Bekti, Koordinator Gerakan Garuk Sampah.
Kegiatan ini pertama kali digagas oleh Willian, seorang mahasiswa yang tengah menempuh ilmu di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Hal yang memotivasi Willian dalam membuat gerakan ini adalah ia ingin mengedukasi masyarakat agar bisa membuang sampah pada tempatnya. Tidak hanya itu, ia ingin berbuat kebaikan untuk Kota Yogyakarta karena ia sudah bekerja dan menuntut ilmu di sana.
Nama Garuk Sampah sendiri diambil dari kata sehari-hari yaitu garukan, sebuah kegiatan mengambil atau membersihkan sampah dalam jumlah banyak. Tidak hanya memunguti sampah, gerakan ini juga membersihkan irigasi dari sampah, mengangkat sedimentasi saluran air hujan, hingga merawat bangunan cagar budaya.
Alasan tim Gerakan Garuk Sampah memilih tempat wisata bukan semata-mata hanya ingin dilihat. Mereka juga ingin menyadarkan wisatawan tentang kebersihan.
"Bukan tanpa alasan kita memilih tempat wisata. Kita berharap wisatawan yang melihat kegiatan kita berpikir dua kali jika ingin membuang sampah sembarangan. Jadi ketika mereka pulang ke kotanya masing-masing, mereka akan bercerita ke teman, keluarga, rekannya bahwa ada anak-anak muda Yogyakarta yang peduli akan kebersihan kotanya," tutup Bekti.
Penulis:
Nadia Donna
Sahabat Liputan6
Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.