Deretan Aplikasi Kontroversial di Smartphone

Berikut ini ada lima aplikasi smartphone yang ternyata menuai kontroversi dari para pengguna.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 01 Sep 2017, 12:00 WIB
Angka Pengguna Aplikasi di Indonesia Paling Tinggi di Dunia. (Doc: Marketingland)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, keberadaan aplikasi tak dimungkiri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengguna smartphone. Bagaimana tidak, aplikasi memang menjadi inti penggunaan smartphone karena menawarkan beragam kegunaan.

Namun terlepas dari fungsi yang bermacam-macam sebenarnya tak sedikit pula aplikasi menawarkan fungsi kontroversial. Selain karena layanan yang ditawarkan, kontroversi itu muncul karena fitur anyar yang diluncurkan dianggap menyakiti kelompok tertentu.

Mengingat munculnya kontroversi tersebut, tak sedikit pula aplikasi yang harus ditutup dan ditarik dari toko aplikasi. Lantas, apa saja aplikasi smartphone yang dianggap kontroversial?

Berikut ini ada lima aplikasi kontroversial yang sudah dihimpun Tekno Liputan6.com dari beberapa sumber, Jumat (1/9/2017)

1. FaceApp

Aplikasi edit foto ini tengah naik daun karena kemampuannya mengubah foto seseorang. Namun fitur anyar yang baru dirilis FaceApp beberapa waktu lalu ternyata menuai protes.

Foto dok. Liputan6.com

Alasannya, aplikasi ini menghadirkan fitur bernama "Ethnicity Change Filters". Fitur ini menyediakan sejumlah pilihan filter warna kulit, seperti Black, Asian, Indian, hingga Caucasian.

Mengingat banyaknya protes, filter ini akhirnya resmi ditarik oleh FaceApp pertengahan bulan ini. Sebelumnya, fitur lain yang juga menuai protes adalah Spark karena memungkinkan mengubah wajah seseorang termasuk warna kulitnya.


I-Doser

2. I-Doser

Foto dok. Liputan6.com

Aplikasi ini sempat menarik perhatian publik pada 2015 karena disebut-sebut merupakan narkoba digital. I-Doser mengeluarkan layanan gelombang suara yang dapat menstimulasi otak dan membuat pendengarnya ketagihan seperti memakai narkoba.

Namun kabar itu langsung dibantah oleh Badan Narkotika Nasional. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam terhadap aplikasi tersebut, BNN menemukan tak ada hal berbahaya dari I-Doser.

Kendati dapat dipastikan tak berbahaya, BNN tetap meminta pengguna berhati-hati terhadap aplikasi. Sebab, suara yang dikeluarkan oleh aplikasi ini dapat menstimulus otak dan mengubah keadaan psikis termasuk mental penggunanya.

3. Snapchat

Foto dok. Liputan6.com

Mirip dengan FaceApp, Snapchat juga sempat menarik perhatian karena mengeluarkan filter yang dapat mengubah wajah pengguna seperti karakter anime. Namun filter yang ditampilkan dianggap menyinggung stereotip fisik yang biasanya ada di orang-orang Asia.

Snapchat segera bergerak cepat dan menarik filter tersebut dari peredaran. Sebelumnya, layanan ini juga sempat menuai protes karena menghadirkan filter khusus Bob Marley yang dianggap terlalu menekankan hubungan penyanyi tersebut dengan ganja ketimbang warisan musiknya.

Layanan ini juga sempat diboikot oleh pengguna di wilayah India. Alasannya, sempat ada bocoran dari karyawan Snap yang mengungkap CEO Snap Inc Evan Spiegel menyebut layanan ini hanya ditujukan untuk orang kaya dan tak ingin mengembangkannya untuk negara miskin, seperti India dan Spanyol.


Ashley Madison

4. Ashley Madison

Aplikasi ini kontroversial karena pengembang sengaja menghadirkannya sebagai sarana kencan khusus bagi mereka yang ingin selingkuh dari pasangan masing-masing. Ashley Madison pun dilaporkan berhasil menjaring banyak pengguna.

Foto dok. Liputan6.com

Akan tetapi, layanan ini ternyata bukannya tanpa masalah. Pada 2015, Ashley Madison menjadi serangan siber oleh kelompok yang mengaku bernama The Impact Man. Setelah aksi tersebut, data-data pribadi pengguna layanan ini segera beredar di internet.

Menurut para peretas, aksi pembobolan ini dilakukan karena perusahaan induk Ashley Madison, Avid Life Media, telah melakukan perdagangan manusia atau prostitusi terselubung bagi para orang kaya untuk mendapatkan seks.

5. AyoPoligami

Dari Tanah Air, baru-baru ini muncul pula aplikasi yang menuai perhatian publik, yakni AyoPoligami. Sesuai namanya, aplikasi ini merupakan sarana pencarian jodoh bagi pengguna yang tertarik yang melakukan poligami.

Foto dok. Liputan6.com

"AyoPoligami.com adalah platform yang berusaha mempertemukan pengguna prianya dengan wanita yang bersedia membuat 'keluarga besar' dari satu suami. Para lajang maupun yang sudah menikah, janda atau duda, diterima dengan tangan terbuka di sini," tulis pengembang dalam kolom deskripsi.

Adapun, slogan dari aplikasi AyoPoligami.com ini mirip dengan aplikasi kencan lainnya. AyoPoligami.com mengusung slogan 3C, yakni Cari Chat, Cocok, dan Silaturahmi.

(Dam/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya