Liputan6.com, Karawang - Rencana pemerintah Indonesia dan Australia mengenai kerja sama bilateral khususnya dibidang otomotif, hal itu menjadi peluang besar bagi Toyota Indonesia sebagai produsen mobil.
Pasalnya, industri otomotif di Negeri Kangguru ternyata tak begitu menggairahkan. Lihat saja, Toyota dan Holden memilih angkat kaki dan menghentikan proses produksinya.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan, saat ini Toyota masih melakukan observasi untuk jenis kendaraan di pasar Australia.
“Australia ada dua macam (yang dipelajari). Product matching dan spesification. Australia kan sudah safety Euro standard. Makanya kami perlu observe lebih dalam,” ujar Warih saat ditemui di di Auditorium Hall TIA (Toyota Indonesia Akademi) Karawang 3, Jawa Barat belum lama ini.
Mengenai safety Euro, kata Warih, tentu ada bagian-bagian komponen yang harus disesuaikan pada kendaraan yang dibuat.
Warih sendiri mengaku optimistis dengan produk yang dibuat Toyota Indonesia untuk pasar Australia. Hal itu bisa dilihat model yang cocok seperti sedan Vios atau model lainnya.
Simak juga video menarik di bawah ini:
Ekspor ke Australia Mendapat Dorong dari Gaikindo
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) optimis pertumbuhan otomotif nasional naik lebih dari enam persen di pasar lokal. Demikian juga dengan pasar ekspor yang diperkiraan akan tumbuh tujuh persen.
Menurut Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, pertumbuhan pasar ekspor bisa terjadi jika permintaan, kebutuhan dan persyaratan, dari negara tujuan terpenuhi.
Kukuh pun menyatakan, salah satu peluang yang cukup menggiurkan untuk melebarkan ekspor kendaraan Indonesia ke luar negeri yaitu menyasar ke pasar otomotif Australia.
“Thailand kan ekspor double cabin dan 4x4. Dan dibutuhkan di Australia. Sedangkan kita kan enggak punya (Indonesia fokus MPV),” kata Kukuh saat ditemui media di Cyber Tower, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, (26/1/2017).
Menurut Kukuh, Australia menjadi salah satu target pasar ekspor yang menggiurkan. Sebab, penjualan otomotif di negeri Kangguru mencapai 1,2 juta unit per tahun.
Sebaliknya, dalam beberapa tahun terakhir industri otomotif di Australia kian menurun. Hal ini terjadi setelah Ford dan General Motors (GM) menyatakan menutup pabriknya di sana, lalu disusul Toyota.
Selain itu, merek mobil Holden yang merupakan mobil Australia juga akan berhenti beroperasi tahun ini.
Advertisement