Liputan6.com, Houston - Seiring banjir akibat Badai Harvey yang membuat ribuan orang dari tenggara Texas mengungsi dari tempat tinggalnya, semakin banyak rumah ibadah membuka pintu bagi para pengungsi tersebut.
Seperti dikutip dari CNN, Kamis (31/8/2017), sedikitnya empat masjid di wilayah Houston, yang berafiliasi dengan Islamic Society of Greater Houston, saat ini menjadi tempat penampungan yang beroperasi 24 jam.
Advertisement
Salah satunya adalah Brand Lane Islamic Center di Stafford, di daerah pinggiran barat daya Houston.
"Kami memulai dengan keluarga beranggotakan enam orang," ujar Direktur Brand Lane Islamic Center, Shaizad Chatriwala kepada CNN. "Saat ini kami menampung 80 sampai 90 orang pengungsi."
"Masjid tersebut mungkin masih memiliki cukup ruang dan sumber daya untuk merawat 100 orang lain," ujar Chatriwala. "Lokasinya berada di lahan seluas 10 hektar, kurang dari enam mil dari daerah banjir terdekat, termasuk sebuah masjid dan sekolah.
Umumnya orang-orang yang mengungsi berasal dari area dekat Sugarland, Texas.
"Para pengungsi datang hanya dengan pakaian yang mereka kenakan," tutur Chatriwala.
Chatriwala mengutarakan bahwa masyarakat sekitar bermurah hati memberikan sumbangan, membawa segala sesuatu mulai dari makanan panas dan pakaian hingga mainan dan buku untuk anak-anak. Begitu orang tahu bahwa Brand Lane Islamic Center menjadi tempat penampungan.
"Saat kabar tempat penampungan menyebar dengan cepat di media sosial, sumbangan mulai mengalir," jelas Chatriwala.
Umat muslim di wilayah itu juga bekerja sama dengan Baitulmaal -- sebuah organisasi nirlaba Texas yang berfokus pada pemulihan bencana dan kemiskinan, untuk menyediakan produk makanan, air dan sarana kebersihan bagi para pengungsi.
Inilah Sejatinya Amerika...
Mohammad Amin Moola selaku wakil presiden Islamic Society of Greater Houston mengatakan, masjid terdekat lain di wilayah itu juga akan ikut serta menjadi tempat penampungan. Sekitar 17 atau 18 rumah ibadah umat Islam akan segera dibuka setelah lokasinya bisa diakses.
Moola menjelaskan bahwa orang-orang tak bisa menuju lokasi penampungan sampai air banjir surut dari jalan raya.
Islamic Society of Greater Houston menggunakan media sosial, stasiun radio dan upaya informasi lintas agama dengan rumah ibadah lain untuk menyebarkan berita bahwa masjid-masjid menjadi tempat penampungan dan mencari sumbangan untuk membantu pengungsi.
"Mereka bahkan memberi tahu para pekerja di jalan untuk mengarahkan orang ke masjid," kata Moola.
Islamic Society of Greater Houston juga berencana untuk tetap menggunakan masjid sebagai pusat distribusi bantuan meski sudah tak ada lagi pengungsi.
"Pelajaran itu kami dapati dari musibah Badai Tropis Allison," jelas Moola mengacu pada badai 2001 di Houston. "Segala sesuatu seperti persediaan pembersih akan sangat sulit didapat, jadi masjid akan digunakan sebagai lokasi penyimpanan bantuan tersebut."
Moola mengkoordinasikan bantuan tersebut meski rumahnya sendiri kebanjiran akibat terjangan Badai Harvey di Texas. Dia dan keluarganya pun harus dievakuasi dengan kapal.
Kendati demikian, Moola bersyukur atas semua bantuan dari orang-orang di seluruh negeri, dan mengatakan bahwa sikap itu mengungkapkan sifat sejati Amerika.
"Inilah kita, sebagai orang Amerika sejati," katanya. "Bila waktunya tiba, kita adalah satu keluarga."
Saksikan juga video berikut ini:
Advertisement