Liputan6.com, Pyongyang - Ketika Kim Jong-un tengah menyombongkan diri kepada dunia atas pencapaian teranyar program persenjataan rudal jarak jauh lewat uji coba teranyar yang dilakukan awal pekan ini, tentara Korea Utara justru dikabarkan tengah diterpa masalah.
Menurut media berbasis di Korea Selatan yang rutin memberitakan isu seputar Korut, Daily NK, hampir sebagian besar personel militer negara dengan Ibu Kota Pyongyang itu tengah diterpa bencana kelaparan.
Guna memenuhi ransum yang semakin berkurang, sejumlah perwira tinggi militer Korea Utara memerintahkan para prajuritnya untuk menjarah jagung langsung dari ladang para petani. Demikian seperti dilansir Telegraph, Kamis (31/8/2017).
Baca Juga
Advertisement
"Para perwira tinggi militer memerintahkan para tentara, yang kelelahan akibat berlatih, untuk menjarah dan memakan jagung langsung dari ladang para petani," kata seorang narasumber tanpa nama yang berdomisili di Provinsi Hamgyong Utara, Korut, menuturkan kepada Daily NK.
"Mereka (para perwira tinggi) juga seakan mengancam para tentara dengan mengatakan, 'jika kalian tetap mengalami kelaparan setelah diizinkan menjarah dan memakan jagung tersebut, kalian akan menerima ganjarannya'," kata sang narasumber.
Sumber lain di Provinsi Ryanggang, Korea Utara, mengklaim, dalam beberapa waktu terakhir kerap terlihat sejumlah tentara yang membawa beberapa karung besar berisi jagung mentah untuk dijual ke pasar.
Daily NK menambahkan, para petani jagung kini tampak meningkatkan pengawasan pada ladang mereka, guna mencegah penjarahan yang dilakukan oleh para tentara Korut.
Kondisi memprihatinkan yang dialami para tentara Korut amat kontras berbanding terbalik dengan "kegemilangan" yang ditampilkan uji coba rudal teranyar pada Selasa 29 Agustus pekan lalu.
Rabu lalu, Kim Jong-un memuji tes misil tersebut, menyebutnya sebagai sebuah pengalaman positif dalam program roket untuk perang yang sebenarnya. Sang pemimpin Korut itu juga berujar, rudal teranyar dapat digunakan untuk menangkal serangan Amerika Serikat yang mungkin akan bermula dari teritorialnya di Guam di Pasifik.
Meski begitu, ujar Daily NK, beberapa warga Korut tampak tidak mengapresiasi aksi Kim Jong-un, menyebutnya sebagai upaya untuk memprovokasi AS yang justru akan mengakibatkan kekalahan bagi negara (Korut).
Dilanda Kelaparan, Tentara Korut Tak Siap Tempur?
Berbagai macam sanksi politik, diplomasi, dan ekonomi yang dijatuhkan komunitas internasional terhadap Korea Utara mengakibatkan negara yang dipimpin Kim Jong-un itu terancam mengalami bencana kelaparan. Tak hanya sanksi, fenomena kekeringan yang melanda Korut semakin memperparah kondisi tersebut.
Bencana kelaparan itu akan mengancam kondisi kesehatan 25 juta warga sipil dan jutaan tentara Korut. Demikian seperti dilansir dari The Guardian, Kamis 24 Agustus 2017.
Kabar itu disampaikan Jiro Ishimaru, seorang produser film dokumenter dan ketua koordinator jaringan jurnalisme warga Korea Utara.
"Korea Utara akan mengalami kesulitan memberi makan tentara mereka yang berjumlah sangat banyak," ucap pria asal Jepang itu kepada The Guardian.
"Korupsi juga sangat merajalela. Ketika pejabat tinggi menjual seluruh pasokan makanan yang diproduksi Korut ke pasar perdagangan, para warga tidak akan disisakan apapun," kata Ishimaru.
Ishimaru juga menjelaskan, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sejumlah warga Korut yang tinggal dekat dengan perbatasan China, tentara negara tersebut sedang berada dalam kondisi tidak sehat.
"Banyak tentara Korea Utara dalam kondisi fisik yang tidak sehat dan tidak siap untuk melakukan pertempuran," kata dia.
Simak pula video menarik berikut ini
Advertisement