Jimly Asshiddiqie Minta Semua Masjid Berdakwah soal Ekonomi

Menurut Jimly, saat ini perekonomian dikuasai golongan minoritas.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2017, 10:57 WIB
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/8). Jimly meminta masyarakat jangan mudah percaya pada informasi-informasi yang bertujuan memecah belah umat Islam dan bersikap khusnudzon. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Jimly Asshiddiqie selaku Ketua Badan Pembina Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar menjadi khatib salat Idul Adha di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan.

Dalam ceramahnya, Jumly mengajak umat muslim untuk menguasai bidang perekonomian secara seimbang.

"Pembangunan bangsa Indonesia tidak boleh lagi hanya mengandalkan kuantitas, tetapi juga kualitas, baik kualitas sumber daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan kualitas iman taqwa, serta kualitas penguasaan di bidang sumber-sumber ekonomi secara seimbang," kata Jimly saat menyampaikan khotbah Idul Adha, di Lapangan Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Jumat (9/1/2017).

Jimly mengatakan jumlah penduduk muslim di negeri ini sebanyak 87 persen dari 250 juta jiwa, dan menempatkan Indonesia dewasa ini sebagai negeri berpenduduk mayoritas muslim terbesar di Dunia.

Akan tetapi, kata dia, penguasaan di bidang perekonomian sebaliknya, justru minoritas. "Dari daftar 100 orang terkaya di Indonesia, yang beragama Islam hanya sekitar 20 persen saja," kata dia.

Karena itu, Jimly mengimbau, semua masjid di seluruh Indonesia jangan melupakan dakwah di bidang ekonomi.

"Saatnya masjid memberikan dakwah lebih banyak di bidang ekonomi dan bisnis. Dakwah di bidang ekonomi dan bisnis ini juga mulia karena mampu menggerakkan perekonomian umat," kata dia.

Sejarah Perekonomian Islam

Jimly mengatakan sejarah membuktikan dunia usaha sangat penting bagi umat Islam, peradaban Islam di seluruh dunia berkembang karena peranan dunia usaha.

Para pedagang Arab lah yang pertama kali menyebarkan Islam ke seluruh dunia dengan dukungan pedagang Persia, pada pedagang bangsa Swahili, Afrika, menjadikan Afrika sebagai Benua Islam sampai ke Spanyol.

"Para pedagang Arab dan Gujatan India berhasil mengukuhkan Islam di Asia Tengah, sampai dengan para pedagang Turki menerobos sampai ke kawasan Eropa Timur," kata dia.

Bahkan, Islam berkembang di masa Rasulullah adalah juga karena peranan Siti Khadijah yang adalah keluarga pedagang.

"Keluarga nabi bersama Siti Khadijah inilah yang harus dicontoh, yaitu berdakwah melalui kegiatan bisnis," ujar Jimly.


Perekat Sosial

Sementara, khatib salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin meminta agar agama seharusnya menjadi perekat sosial.

"Agama harus jadi perekat sosial. Menjadi driving force konsolidasi, persatuan dan kesatuan bangsa demi terwujudnya cita-cita bangsa dan cita-cita agama," kata Kamarudin dalam khotbahnya.

Khatib juga menyinggung perihal takbir dan tahmid. Keduanya dilantunkan dengan tulus untuk mensyukuri anugerah dan nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.

"Seharusnya menghapus habis rasa kepongahan, benih takabbur dan bibit arogansi karena atribut jabatan, kedudukan dan status sosial yang melekat pada diri kita," lanjut dia.

 

Saksikan video di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya