Liputan6.com, Moskow - Perseteruan antara Presiden Vladimir Putin dan pemimpin oposisi Alexei Navalny terus berkorbar. Sebelumnya, Navalny dijebloskan ke penjara gara-gara rencana unjuk rasa.
Namun, sebagai oposisi, Navalny tak berhenti mengkritik Orang Nomor Satu di Rusia itu. Baru-baru ini, ia bahkan merilis sebuah rekaman yang memperlihatkan pulau tersembunyi berisi vila mewah yang diduga milik Putin.
Advertisement
Navalny menyebut properti itu adalah salah satu dari 'skema korupsi standar' Putin.
Dikutip dari The Guardian, pada Jumat (1/9/2017), Navalny mengklaim bahwa pulau tersembunyi yang berada dekat dengan perbatasan Finlandia itu digunakan oleh Putin sebagai tempat berlibur.
Mansion yang dikenal sebagai Villa Segren, terletak di kawasan seluas 50 hektare di sekitar Pulau Lodochny di Teluk Finlandia. Tempat itu pernah digunakan sebagai latar belakang adaptasi Sherlock Holmes versi Rusia yang difilmkan pada tahun 1980-an.
Rekaman drone dari pulau tersebut menunjukkan beberapa rumah baru berukuran besar, termasuk vila yang baru diperluas, helipad dan dermaga. Navalny mengatakan bahwa tempat tersebut dijaga ketat dengan petugas dan pagar besar.
Penduduk setempat pun dilarang masuk daerah tersebut.
Dalam video yang beredar, Navalny menuduh properti tersebut dimiliki oleh teman dekat presiden Rusia, tapi digunakan oleh Putin.
"Semua bukti menunjukkan dengan jelas salah satu skema korupsi standar Vladimir Putin. Aset pribadinya terdaftar atas nama teman dekat yang menjadi sangat kaya selama 17 tahun terakhir," kata Navalny dalam video yang telah dilihat hampir 2 juta kali pada Kamis 31 Agustus -- kurang dari 24 jam setelah diungggah ke situs berbagi video.
Berikut ini video properti yang dituding milik Putin:
Adapun tanah di mana properti itu berdiri disewa dari Sergei Rudnov, seorang pebisnis. Ia adalah anak lelaki dari teman Putin dan bekerja sebagai pemain celo Sergei Roldugin.
Roldugin, yang mengenal Putin selama bertahun-tahun, namanya tertera dalam dokumen bocor Panama Papers, sebuah perusahan di yuridiksi bebas pajak (offshore) dengan kepemilikan uang tunai sebesar US$2 miliar.
Dalam investigasi sejenis terkait kepemilikan Villa Selgren pada awal bulan ini, saluran TV liberal, Dozhd, mempublikasikan sketsa desain interior 'secret dacha' (atau vila rahasia). Isinya memperlihatkan kolam renang indoor besar, serta sebuah kantor dengan perabotan mewah dihiasi elang Rusia berkepala ganda yang terukir di atas meja emas.
Dozhd melaporkan, properti itu digunakan oleh Putin semenjak 2010. Presiden juga pernah berlibur ke situ setidaknya sekali.
Penyelidikan anti-korupsi Navalny telah menargetkan serangkaian pejabat tinggi Rusia. Tokoh oposisi itu terus berkampanye untuk ikut dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan tahun depan.
Selain video tentang vila rahasia Putin, rekaman lain tentang properti mewah yang diduga terkait dengan perdana menteri, Dmitry Medvedev -- termasuk sebuah rumah seluas 5 miliar dolar di dekat Moskow dan sebuah kebun anggur -- telah ditonton lebih dari 24 juta kali di situs berbagi video sejak diupload pada bulan Maret.
Isu properti Medvedev menjadi sorotan pada dua demonstrasi nasional gagasan Navalny yang dihadiri puluhan ribu orang beberapa waktu lalu. Ia dijatuhi hukuman 30 hari penjara setelah meminta suporter untuk menghadiri unjuk rasa yang dilarang pemerintah.
Pada saat itu, juru bicara Medvedev mengatakan bahwa "tidak ada gunanya mengomentari serangan propaganda dari seorang tokoh oposisi dan terpidana".
Belum ada reaksi resmi atas klaim Navalny yang terbaru berupa vila rahasia Putin. Kremlin tidak menanggapi saat dihubungi oleh Dozhd.
Villa Selgren bukanlah rumah negara pertama yang terhubung dengan Putin. Mantan orang-orang Kremlin sebelumnya sempat menuduh sebuah istana yang dibangun di dekat pantai Laut Hitam merupakan properti pribadi pemimpin Rusia tersebut.
Navalny telah berulang kali menuduh pejabat tinggi Kremlin melakukan korupsi dan mengumpulkan kekayaan terlarang. Dua minggu lalu, dia merinci gaya hidup Nikolay Choles yang mewah, anak dari juru bicara Putin Dmitry Peskov.
Mereka yang Tewas karena Selidiki Putin
Alexei Navalny adalah pengacara sekaligus aktivis keuangan dan politik. Semenjak 2009 ia menarik pengaruh di Rusia dan internasional karena kerap kritik korupsi yang dilakukan Putin.
Pada 2012, Wall Street Journal mendeskripsikan dirinya sebagai "pria yang paling ditakuti Putin."
Seperti pengkritik Putin lainnya, Navalny juga kerap mendapat intimidasi. Pada April 2017, seseorang menyemprot cairan hijau ke mukanya. Dilaporkan, ia kehilangan 80 persen penglihatan kanannya. Navalny menuduh Putin di balik itu semua.
Sejauh ini, nasibnya masih dikatakan baik, karena setidak sudah ada 10 orang pengkritik Putin yang tewas dengan misterius...
Setidaknya ada beberapa nama seperti Boris Nemtso. Ia tewas ditembak empat kali di punggungnya oleh pembunuh tak dikenal dan berhasil kabur. Lokasi penembakan tak jauh dari Kremlin.
Insiden itu terjadi beberapa jam setelah Nemtsov turut ikut unjuk rasa menolak perang Rusia di Ukraina.
Meski Putin memerintahkan investigasi terhadap kasus ini, pembunuhnya tak pernah ditangkap.
Yang paling fenomenal adalah kematian Natalia Estemirova, seorang jurnalis yang kerap bekerja dengan Anna Politkovskaya (yang juga dibunuh). Dia mengkhususkan diri dalam mengungkap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara Rusia di Chechnya.
Estemirova diculik di luar rumahnya sebelum ditembak di kepala dan dibuang di dekat hutan. Tidak ada yang dihukum karena pembunuhan itu.
Kematian seorang pengacara yang menemukan jejak korupsi terbesar pejabat polisi Rusia, Sergei Magnitsky, adalah yang paling membuat dunia dan AS terkejut.
Pengacara Sergei Magnitsky tewas dalam tahanan polisi setelah ia mengalami kekerasan berupa pemukulan.
Tepat sebelum kematiannya, ia telah disewa oleh pengusaha Inggris-Amerika William Browder untuk menyelidiki penipuan pajak jutaan dolar terhadap negara Rusia di mana bisnis Browder telah tanpa sadar terlibat dalamnya.
Magnitsky diduga ditangkap setelah mengungkap bukti yang menunjukkan bahwa pejabat polisi berada di balik penipuan.
Pada Juli 2012, ia dihukum karena penggelapan pajak. Browder berhasil melobi pemerintah AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terkait dengan kematian Magnitsky.
AS lalu membuat Magnitsky Act yang mem-black list sejumlah petinggi Rusia, termasuk melarang orang Amerika mengadopsi anak dari Negeri Beruang Merah.
Advertisement