Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono memaknai Hari Raya Idul Adha sebagai pemicu semangat dan kerja keras dalam membangun infrastruktur. Terlebih, sejumlah tantangan mesti dihadapi oleh Kementerian PU-PR.
Pagi ini, Basuki Hadimuljono mengikuti sholat Idul Adha di Masjid As Salam Kementerian PU-PR Jakarta.
"Amanahnya semakin besar, sementara jumlah pegawainya setiap tahunnya berkurang sekitar 100 orang, karena memasuki masa pensiun. Bila dikerjakan biasa-biasa saja, masuk kerja jam 8 pagi, kemudian pulang tepat jam 5 sore, maka tidak akan tercapai. Karena itu kita perlu bekerja keras dengan ritme rock-n-roll, yakni kerja 7 hari seminggu minimal 2 shift," jelas Basuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (1/9/2017).
Dia menerangkan, semangat berkurban yang telah ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk Kementerian PUPR, antara lain dengan berkurban waktu, pikiran, dan tenaga. Serta, secara rutin melakukan pemantauan ke lapangan.
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, hal ini seringkali mengorbankan waktu berkumpul bersama keluarga demi tugas membangun infrastruktur yang menjadi prioritas pembangunan nasional.
"Kerjanya harus ngotot kalau mau mengejar ketertinggalan. Namun dengan keikhlasan berkurban, apa pun yang dilakukan tidak menjadi beban berat, kita happy saja. (Untuk memperkuat staf profesional pada Kementerian PUPR) Tahun ini kita sudah mengajukan tambahan pegawai kepada Kementerian PAN-RB," jelas dia.
Komitmen pemerintah dalam mengatasi ketertinggalan pembangunan infrastruktur dapat dilihat dari kenaikan anggaran Kementerian PU-PR dari Rp 104,3 triliun pada 2017, menjadi Rp 106,9 triliun pada 2018. Hal tersebut sekaligus menjadikan Kementerian PU-PR sebagai instansi pemerintah dengan anggaran terbesar.
Sebagai informasi, jumlah hewan kurban yang diterima Masjid As Salam dari jemaah berjumlah 75 ekor sapi dan 11 ekor kambing. Hewan kurban tersebut akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan di berbagai wilayah, seperti masyarakat sekitar Gunung Merapi, Pondok Pesantren di Cirebon, Boyolali, Bekasi, Aceh, Mandailing Natal dan masjid di kompleks perumahan PUPR di kawasan Jabodetabek.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Ini Transformasi Besar-besaran Jokowi di Bidang Infrastruktur
Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama. Sejumlah upaya pun dilakukan agar pembangunan infrastruktur bisa digenjot.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerangkan, upaya menggenjot pembangunan infrastruktur sudah dilakukan sejak Jokowi mulai menjabat. Hal itu ditandai dengan menggeser alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangunan infrastruktur.
"Awal pemerintahan Pak Jokowi kita melihat tranformasi besar-besaran subsidi BBM menjadi pembangunan infrastruktur dan bansos. Belum satu tahun saya mengingat Presiden mulai berbicara melibatkan swasta dan BUMN di dalam membiayai infrastruktur," jelas dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis 31 Agustus 2017.
"Baru selesai satu tahun Presiden mengatakan yang membangun infrastruktur terutama BUMN, istilah beliau jangan dikekepin terus proyeknya, tapi disekuritisasi apa pun produknya, tanpa mengubah kepemilikan, ada dana masuk, sehingga bisa membangun infrastruktur lagi. Setelah dua tahun mendekati tiga tahun, hari ini pecah telornya," jelas dia.
Hari ini, produk sekuritisasi dengan nama KIK EBA Mandiri JSMR 01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jagorawi telah tercatat di BEI. Produk sekuritisasi tersebut berasal PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Lebih lanjut, dia bilang, produk ini menjadi penting. Itu lantaran, lembaga keuangan seperti asuransi, dana pensiun, dan sejenisnya membutuhkan produk investasi jangka panjang.
Advertisement