CN235 Jadi Cara Jokowi Jalankan Diplomasi Ekonomi

CN235 dikenal sebagai pesawat multiguna yang dapat digunakan untuk evakuasi medis, angkut penerjun, kargo, sipil maupun VIP dan VVIP.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Sep 2017, 15:31 WIB
CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia (Foto: Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, langkah perusahaan nasional terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjual barang produksinya ke negara lain bukan sekadar aksi perdagangan biasa. Menurutnya, langkah tersebut merupakan salah satu langkah diplomasi ekonomi di dunia.

Dikutip dari akun Facebook resmi miliknya, Jumat (1/9/2017), Jokowi menjelaskan bahwa pesawat CN235 yang diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia yang telah digunakan oleh Angkatan Udara Senegal di Afrika. Pesawat lainnya juga telah dikirim ke kepolisian kerajaan Thailand dan penjaga pantai Korea Selatan.

Di berbagai negara, CN235 dikenal sebagai pesawat multiguna yang dapat digunakan untuk evakuasi medis, angkut penerjun, kargo, sipil maupun VIP dan VVIP.

"Pengiriman pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut bukan sekadar aksi perdagangan belaka, tapi sekaligus diplomasi ekonomi Indonesia di dunia," tulisnya.

Jokowi melanjutkan, langkah PT INKA yang mengekspor 150 gerbong kereta api ke Bangladesh atau saat menggarap pasar-pasar non-tradisional di Afrika, Timur Tengah, dan Asia juga menjadi salah satu strategi diplomasi.

Di bidang diplomasi internasional, Indonesia mendorong Myanmar menyelesaikan konflik di Rakhine State melalui pembangunan yang lebih inklusif, menghormati HAM, dan melindungi semua komunitas.

Indonesia bahkan telah menampung 1.806 migran konflik tersebut, mengirim bantuan kemanusiaan, dan membangun sekolah-sekolah di Myanmar.

Indonesia juga mendukung penuh kemerdekaan Palestina, juga mendorong ASEAN dan PBB untuk mengambil sikap yang sama. Sebuah kantor Konsulat Kehormatan Indonesia juga sudah dibuka Ramallah, Palestina.

Selain itu, Indonesia mengecam keras pembatasan beribadah di Masjid Al-Aqsa pada bulan Juli 2017, bahkan kita telah mengusulkan proteksi internasional di kompleks masjid itu.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


Inka

Sebelumnya, PT Inka (Persero) siap memasok 300 gerbong kereta api ke Bangladesh dan Tanzania. Senior Manager Humas Protokoler & PKBL INKA, Cholik Mochamad mengungkapkan, INKA dan Bangladesh telah menandatangani kontrak pengadaan 50 gerbong kereta penumpang Broad Gauge (BG) untuk Bangladesh Railway Company.

Jumlah tersebut, Cholik mengakui merupakan bagian dari total pengadaan 250 gerbong kereta penumpang oleh Bangladesh. Negara tersebut memesan 250 gerbong kereta untuk memenuhi kebutuhan transportasi bagi masyarakatnya.

Foto dok. Liputan6.com

Ia menjelaskan, nilai proyek 50 gerbong kereta penumpang ke Bangladesh sekitar Rp 700 miliar-Rp 800 miliar. Sedangkan total untuk 250 gerbong sekitar lebih dari Rp 1,5 triliun. "Kalau tahun ini mulai produksi, 50 gerbong kereta itu bisa di-delivery 2018," Cholik mengatakan.

Menurut Cholik, Bangladesh memuji kereta produksi INKA. Alasannya, selain produk lebih unggul, dalam operasional kereta sehari-hari jarang ditemukan kerusakan. Menariknya lagi, INKA menempatkan tenaga-tenaga ahli untuk mengawal kelancaran pengoperasian kereta selama setahun di Bangladesh.

Bukan saja Bangladesh yang kepincut kereta buatan INKA, Tanzania pun sudah memesan 50 lokomotif. "Tanzania minta 50 lokomotif. Kami sedang jajaki penetrasi pasar di sana. Targetnya mudah-mudahan bisa tahun ini," Cholik berharap.

Perusahaan memang berencana memperluas pasar ekspor kereta ke Tanzania, Afrika. Permintaan kereta dari Tanzania ini menjadi angin segar bagi INKA untuk mengejar target perolehan kontrak yang telah ditetapkan Kementerian BUMN sebesar Rp 2,6 triliun di 2017.

"Kalau bisa masuk ke pasar mereka (Tanzania), target kami Rp 2,6 triliun di tahun ini bisa terlampaui. Potensinya mencapai Rp 3 triliun. Di tahun lalu saja target Rp 1,6 triliun, realisasinya Rp 1,8 triliun," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya