Bela Timnas Indonesia, Andik Bicara soal Luis Milla

Andik yakin Milla adalah pelatih yang tepat untuk Timnas Indonesia.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 01 Sep 2017, 19:15 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Andik Vermansah (ketiga kiri) saat latihan resmi di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi (1/9). Timnas Indonesia akan melakoni laga melawan Fiji, Sabtu (2/9). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bekasi - Melawan Fiji berpeluang menjadi momen perdana Andik Vermansah kembali bermain untuk Timnas Indonesia. Itu karena selama berbulan-bulan ia harus menjalani terapi pemulihan akibat cedera di Piala AFF 2016.

Laga leg pertama final Piala AFF 2016 melawan Thailand di Stadion Pakansari, 14 Desember 2016, menjadi momen terakhir Andik berseragam Timnas Indonesia. Saat itu, cedera membuat Andik ditarik keluar lapangan di menit ke-20.

Karenanya, jika dimainkan melawan Fiji pada laga uji coba di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (2/9/2017), itu akan menjadi comeback gelandang Selangor FA tersebut bersama timnas. Ia pun tak sabar segera bermain di bawah asuhan Luis Milla untuk kali pertama.

"Ini pertama kali saya ditangani Luis Milla. Di SEA Games kemarin saya sempat nonton dua kali dan beberapa kali lihat di televisi. Saya sudah membayangkan peran saya di timnas sama seperti di Selangor. Saya bisa bermain di kanan dan kiri," kata Andik di Hotel Aston, Bekasi, Jumat (1/9/2017).

Milla baru saja memimpin Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017. Sayang, pelatih asal Spanyol itu gagal memenuhi ekspektasi banyak pihak soal raihan emas. Evan Dimas dan kawan-kawan hanya bisa membawa pulang medali perunggu.



Meski begitu, Andik melihat ada perubahan positif soal permainan Timnas Indonesia U-22 bersama Milla. Seperti diketahui, pemain Garuda Muda jarang memainkan bola-bola panjang yang sebelumnya menjadi ciri khas timnas sejak lama.

Fokus Penguasaan Bola

Andik Vermansah saat menyaksikan timnas Indonesia U-22 beraksi di SEA Games 2017. (Bola.com/Benediktus Gerendo)

Bersama Milla, Timnas Indonesia U-22 lebih fokus dalam permainan bola-bola pendek dan penguasaan bola. Dengan Evan Dimas yang menjadi pusat permainan, skema itu membuat permainan timnas U-22 jauh lebih menarik untuk dinikmati.

"Saya bukannya ingin melebih-lebihkan Milla. Tapi sejak dipegang beliau, meski kita hanya mendapat perunggu, sekarang Indonesia bermain lebih dewasa. Kita tak lagi hanya mengandalkan skill individu," kata Andik saat dihampiri Liputan6.com usai sesi konferensi pers.

Pemain berusia 25 tahun itu juga menyebut kegagalan Timnas Indonesia U-22 meraih medali emas hanya karena faktor keberuntungan. "Contohnya saat melawan Malaysia. Kita unggul dalam penguasaan bola dan mainnya sangat bagus. Dari situ saya yakin coach Milla sangat tepat untuk timnas."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya