Liputan6.com, Rakhine - Konflik antara pasukan pemerintah Myanmar dengan kelompok perlawanan Rohingya yang terus berlanjut di negara bagian Rakhine membuat rakyat sipil menjadi korban. Hingga kemarin, gelombang pengungsi warga sudah memasuki perbatasan Bangladesh, tepatnya di wilayah Kanchrapara.
Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Sabtu (2/9/2017), sebagaian besar pengungsi Rohingya merupakan perempuan dan anak-anak.
Advertisement
Sepekan terakhir, konflik di negara bagian Rakhine kian memanas menyusul serangan terhadap sejumlah pos polisi Myanmar oleh milisi Rohingnya pada 25 Agustus lalu. Serangan langsung dibalas dengan operasi militer Myanmar yang menewaskan sekitar 400 orang.
Sementara itu, polisi Bangladesh di Distrik Teknaf menemukan 21 jenazah warga Rohingya terapung di Sungai Naf, Jumat kemarin. Setelah berhasil dievakuasi, mayat-mayat yang diduga korban konflik langsung disalatkan dan dikubur secara massal.
Hingga kini sekitar satu juta warga Rohingya tinggal di wilayah utara Rakhine sejak pecahnya konflik sektarian pada 2012. Pemerintah Myanmar dituding berupaya melakukan pembersihan etnis lantaran menganggap warga Rohingya sebagai imigran ilegal yang tak berhak mendapat status kewarganegaraan.