Liputan6.com, Minsk - Siapa presiden di dunia ini yang mengaku secara terbuka mencintai dunia otomotif? Mungkin ada, tapi tidak banyak. Dan dari yang sedikit itu tercatat nama Alexander Lukashenko, Presiden Belarus, sebuah negara di Eropa Timur.
"Saya beri tahu rahasia pribadi kepada Anda, otomotif adalah hobi saya sejak lama," terangnya, di sela acara konferensi yang membahas otomotif, dikutip dari Belarus News.
Lukashenko mengaku karena hobinya itulah, ia tetap memperhatikan perkembangan industri otomotif. Ia tahu, misalnya, BMW membuat mobil yang kecil tapi cepat, atau mobil listrik Mitsubishi yang menurutnya "mungkin sedikit lebih buruk (ketimbang mobil listrik lain)."
Baca Juga
Advertisement
Dua mobil itu bahkan telah ia jajal (test drive). Terakhir, bahkan Lukashenko sempat menjajal milik Tesla. Ia punya pendapat sendiri soal mobil full elektrik ini.
"Tesla berakselerasi begitu cepat sehingga meninggalkan semua mobil Jerman yang telah kami uji. Mobil Tesla berbunyi seperti roket luar angkasa dan bahkan lebih keras lagi. 100 km/jam hanya dalam waktu 2,5 detik. Traksinya juga sangat ideal," terang Lukashenko, menjelaskan panjang lebar impresinya soal mobil kreasi Elon Musk ini.
Dari tiga mobil listrik yang pernah ia jajal, Lukashenko memang paling terkesan dengan Tesla. Buktinya, ia ingin negaranya mengembangkan mobil listrik dengan standar seperti Tesla.
"Sejauh yang saya lihat, baterai yang diletakkan di bawah mobil membuat kendaraan tetap seimbang meski dengan kecepatan tinggi. Ini sebabnya mengapa kita harus menerapkan pendekatan yang sama," ujar presiden yang mulai menjabat sejak 1994 ini.
Ia memperingatkan bahwa kalau tidak dimulai sekarang, negaranya akan tertinggal dengan yang lain. Sebab menurutnya, di masa depan tidak akan ada lagi yang mau beli mobil konvensional. Sesuatu yang nampaknya dipikirkan juga oleh pemerintah di negara kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Gandeng Swasta
Stasiun pengisian adalah satu infrastruktur yang perlu ada agar populasi mobil listrik bisa berkembang. Di Indonesia juga itu masih jadi salah satu kendala.
Idealnya stasiun pengisian memang disediakan oleh pemerintah, tapi bisa juga dengan cara menggandeng swasta. Ini bisa jadi solusi di tengah keterbatasan dana. Menggandeng swasta artinya pemerintah hanya perlu regulasi dan perizinan saja.
Thailand telah melakukan itu. Baru-baru ini, perusahaan energi bernama Energy Absolute Plc (EA) telah resmi mengumumkan rencana mengembangkan dan mengoperasikan stasiun mobil listrik pertama di Thailand. Alokasi dana yang dianggarkan mencapai 600 juta Baht atau setara Rp 241 miliar.
Proyek tersebut akan dilakukan oleh anak perusahaannya, Energy Mahanakorn Co (EMN). Awalnya proyek akan dikerjakan di Bangkok, lalu kemudian menjalar ke berbagai wilayah lain. Targetnya ada 1.000 stasiun berdiri pada akhir 2018. Demikian seperti yang dikutip dari Bangkok Post.
EMN telah meluncurkan dua stasiun pengisian sebagai proyek percontohan di Siam Paragon dan Siam Center. Layanan di sana gratis sampai Oktober nanti.
Advertisement