Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Bom Hidrogen

Dalam satu hari, Korut melakukan sejumlah manuver. Mulai dari mengumumkan perkembangan nuklirnya hingga melakukan uji coba bom hidrogen.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Sep 2017, 14:24 WIB
Kim Jong-un diklaim tengah meninjau bom hidrogen yang mampu dimuat dalam rudal balistik antarbenua (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu 3 September waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah negara Korut.

"Korea Utara sukses melakukan uji coba sebuah bom hidrogen pada rudal balistik antarbenua (ICBM)," demikian pengumuman yang disampaikan pembaca berita veteran Ri Chun-hee seperti dilansir CNN pada Minggu (3/9/2017).

Sebelumnya, pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tesebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.

Ini merupakan uji coba nuklir keenam Korut dan yang pertama sejak Donald Trump dilantik. Peristiwa ini dinilai akan meningkatkan ketegangan yang saat ini sudah tinggi antara pemerintah AS dan rezim Korut.

Seperti dilansir The Washington Post, Survei Geologi AS mengatakan, pihaknya mencatat gempa berskala 6,3 skala Richter terjadi pada hari Minggu waktu setempat di dekat lokasi uji coba nuklir Korut di Punggye-ri. Getaran lindu terasa hingga utara China dan sirene darurat dilaporkan berbunyi di Yanji, dekat perbatasan Korut.

Pihak berwenang Korea Selatan mengungkapkan bahwa gempa tersebut merupakan guncangan buatan, mirip dengan ciri uji coba nuklir. Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri Jepang sejak awal telah menyimpulkan bahwa Korut memang melakukan uji coba nuklir.


Seluruh Komponen Buatan Dalam Negeri

Sejauh ini, Korut kerap meluncurkan rudal pada momen penting bagi negara mereka atau bagi Amerika Serikat. Kali ini menandai hari akhir pekan di AS dan pada Senin 4 September, AS akan memperingati Hari Buruh.

Uji coba nuklir Korut terakhir, yakni pada September tahun lalu tercatat memicu terjadinya gempa berkekuatan 5,3 skala Richter. Peristiwa itu terjadi pada pukul 09.00 bertepatan dengan hari libur nasional di Korut untuk memperingati ulang tahun ke-68 Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un, sekaligus pendiri negara itu.

Pasca-gempa dan analisis awal, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dikabarkan menggelar pertemuan darurat dewan keamanan nasional. Sementara itu, Kepala Staf Gabungan menempatkan militer Korsel dalam kondisi siaga.

Sebenarnya, para analis telah memprediksikan uji coba nuklir ini setelah Korut mengumumkan pihaknya telah mengembangkan sebuah bom nuklir yang lebih maju dengan "daya musnah yang hebat". Namun, tidak ada yang menduga bahwa hal ini akan berlangsung segera setelah pengumuman tersebut.

Pengumuman Korut tersebut disertai dengan foto-foto Kim Jong-un tengah meninjau apa yang diklaim Korut sebagai bom hidrogen atau yang akrab pula disebut bom-h. Senjata itu diakui Korut dapat dilekatkan pada rudal yang mampu mencapai daratan AS.

"Semua komponen bom-h adalah buatan dalam negeri sehingga Korut dapat menghasilkan senjata nuklir yang kuat sebanyak yang diinginkan," demikian laporan kantor berita Korut, KCNA, mengutip pernyataan Kim Jong-un.

Bom-H lebih kuat dibanding bom atom. Ini disebabkan karena bom hidrogen memanfaatkan energi dari reaksi fusi --pembelahan atom-- nuklir utama untuk memadatkan dan membakar reaksi fusi --penggabungan atom-- nuklir kedua. Hasilnya adalah sebuah ledakan yang lebih dahsyat dibandingkan dengan ledakan yang dihasilkan oleh senjata-senjata fisi satu tahap.

Disebut sebagai bom hidrogen karena senjata tersebut menggunakan reaksi fusi pada isotop hidrogen.

 

Saksikan video menarik berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya