Menuju Kelas MotoGP, Morbidelli Punya Modal Bagus

Morbidelli menjadikan petualangan di MotoGP 2018 sebagai tantangan.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 03 Sep 2017, 19:50 WIB
Pembalap Marc VDS, Franco Morbidelli akan menjadi peserta di MotoGP 2018 (Jure Makovec / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Franco Morbidelli akan menjadi pembalap yang berstatus rookie di MotoGP 2018. Banyak yang menantikan aksinya, mengingat performanya bersama Marc VDS di Moto2 memukai banyak kalangan.

Morbidelli sudah dipastikan menjadi pembalap Marc VDS di MotoGP 2018. Ia bakal menggeser posisi yang kini ditempati Jack Miller dan Esteven Rabat di MotoGP 2017. Nantinya, ia akan berduet dengan Thomas Luthi.

Uniknya, Morbidelli dan Luthi saat ini sama-sama tengah bersaing demi gelar juara dunia Moto2 2017. Morbidelli memiliki rapor yang lebih positif. Saat ini ia menempati puncak klasemen pembalap dengan raihan 223 poin.

Dari 12 balapan, ia sanggup mengumpulkan tujuh podium juara. Sisanya, ia hanya sekali gagal finis dan sekali di luar lima besar. Berkat rapor tersebut, pembalap berusia 21 tahun itu unggul 29 poin atas Luthi.

Morbidelli sendiri mengaku sangat terkejut dengan modal yang didapatnya sebelum naik kelas ke MotoGP. Melihat rapornya di musim-musim sebelumnya, pencapaian terbaik pembalap Italia itu hanya finis di urutan keempat klasemen Moto2 2016.



"Tidak. Saya pikir tidak ada yang menduga kesuksesan di paruh pertama musim ini. Ini belum pernah ada di kelas Moto2 dan sejak masih ada (Jorge) Lorenzo. Ini adalah sukses besar yang tidak diharapkan. Saya pun tidak," kata Morbidelli, dilansir Speedweek.

Siap Hadapi Tantangan

Morbidelli sendiri mengaku sudah tak sabar ingin segera bersaing dengan Valentino Rossi dan kawan-kawan di MotoGP 2018. Itu karena ia tahu akan mendapatkan motor yang jauh lebih cepat dari yang ia tunggangi di Moto2.

Pembalap Marc VDS, Franco Morbidelli menjadi kandidat kuat juara Moto2 2017. (Jure Makovec / AFP


"Saya membayangkan mesin ini sangat bertenaga. Tentu akan menjadi tantangan bagus. Motor ini pasti melaju dengan baik. Tapi hal pertama yang terlintas saat memikirkan MotoGP adalah kekuatan," ungkapnya.

Tekanan yang dirasakan pembalap kelahiran 4 Desember 1994 itu di MotoGP tentu jauh lebih besar dari Moto2. Namun, ia sudah memiliki cara untuk mengusir ketegangan. "Saya suka musik dan saya sering mendengarnya. Musisi favorit saya adalah Bob Marley. Jadi lebih kepada reggae. Tapi saya juga mendengarkan banyak genre berbeda."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya