Rebut Senjata Polisi, Pengedar Sabu di Pancoran Tewas Ditembak

Pengedar sabu berinisial AM itu berusaha kabur dengan berpura-pura hendak buang air kecil saat ditangkap.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 03 Sep 2017, 17:32 WIB
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menembak mati pengedar narkotika jenis sabu di Pancoran, Jakarta Selatan. Pelaku berinisial AM itu ditembak karena melawan polisi saat berusaha kabur.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, setelah menangkap AM, polisi menggeledah rumah pengedar sabu itu.

Usai penggeledahan, tim langsung membawa AM berikut barang bukti ke kantor polisi. Namun, AM berupaya melawan dengan berusaha mengambil senjata api milik polisi, hingga akhirnya dilakukan tindakan tegas terukur.

"Tersangka berupaya mengelabuhi petugas untuk lari dengan berpura-pura mau kencing. Anggota juga sempat didorong hingga jatuh juga," ujar Argo di Gedung Ditnarkoba Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (3/9/2017).

"Anggota tentu tidak mau kehilangan dan akhirnya menindak tegas. Kita bawa ke RS Kramat Jati. Dalam perjalanan kehabisan darah dan meninggal dunia," dia melanjutkan.

Argo menjelaskan, operasi ini dilakukan pada Sabtu 3 September 2017 pukul 02.00 WIB. Subdit 3 Ditnarkoba mendapat informasi dari masyarakat adanya transaksi di sekitar Pancoran.

"Tentunya dengan segala upaya, anggota Polda Metro Jaya Subdit 3 Dirnarkoba berhasil menangkap satu orang yang akan delivery," tutur dia.

AM dibekuk di jalan kawasan Pancoran saat bermaksud mengantarkan 100 gram sabu. Tidak berhenti di situ, petugas lantas menyambangi kediaman AM dan melakukan penggeledahan.

"Kita temukan 1.500 butir ekstasi dengan sabu 900 gram. Jadi digabung dengan yang delivery ada satu kilogram," kata dia.

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Memburu Jaringan AM

Dirnarkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan menambahkan, pihaknya masih mendalami keberadaan pemesan dan jaringan peredaran narkoba ini. Hal itu berdasarkan pengakuan awal AM dan ponsel milik tersangka.

"Jaringan ini masih jaringan Jakarta dengan kendali dari dalam lapas. Tapi itu yang dia katakan saat kita tangkap. Dia tahu jaringan narkoba ini dan kita kembangkan ke jaringan tersebut," kata Suwondo.

Menurut dia, kuatnya dugaan keterlibatan pihak lain dan bahkan jaringan internasional, karena jenis berikut kuantitas dari barang bukti narkotika yang ditemukan petugas.

"Satu kilogram (sabu) enggak mungkin pemain tunggal. Kita enggak produksi di sini. Artinya, ada sumber lain, ada jaringan lain. Ekstasinya juga," Suwondo menandaskan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya