Liputan6.com, Batam Promosi pariwisata dan gelaran even-even kreatif kembali membawa berkah untuk Nongsa, Batam. Sejak Kamis (31/8/2017), hingga Minggu (3/9/2017), daerah crossborder yang sering disebut dengan Great Batam itu dikepung 1.500 wisatawan mancanegara (wisman) asal Singapura, Malaysia, China, Korea, India, Sri Lanka, dan Jepang. Mereka masuk ke Batam dari Singapura melalui jalur laut dan Bandara Hang Nadim.
“Bagi kami, dari nasionalitas manapun, kalau sudah sesuai aturan, soal Benas Visa Kunjungan dan Visa On Arrival, itu tidak masalah, yang penting masuk, berlibur, dan spending di Indonesia dengan status wisatawan mancanegara,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Sabtu (2/9/2017).
Advertisement
Sejak Kamis (31/8/2017), Batam memang disesaki wisman. Sebanyak 400 kamar yang tersedia di Turi Beach, Batam View Beach Resort, Nongsa Point Marina, dan Montigo Resort Nongsa tak lagi bisa menampung wisatawan. Semuanya fully booked 100 persen.
“Itulah pentingnya kita mempromosikan Wonderful Indonesia di Singapura. Di sanalah international hub yang efektif untuk berpromosi,” ucap Arief.
Jurus tersebut terbukti ampuh. Serangan event Friendship Golf Trination yang ikut dibungkus brand Wonderful Indonesia diserbu 156 warga negara Singapura dan warga Malaysia yang berasal dari Penang dan Johor Bahru. Sebanyak 116 anggota komunitas Sathya Sai Baba, seorang guru spiritual India, juga ikut berlibur di Batam. Kelompok gereja asal Singapura juga ikut menyumbang 711 wisman ke Nongsa. Sisanya, datang dari China, Jepang, Sri Lanka, dan Korea yang memberli paket leisure, team building, serta social gathering di Nongsa.
Perhatian serius pada turis Singapura, Malaysia, China, Korea, dan India yang kerap diperlihatkan Menpar Arief Yahya dinilai sangat sukses. Berbagai pasar potensial, promosi, dan aneka pagelaran selalu rajin disiapkan untuk mendatangkan lebih banyak wisman ke Batam.
“Istilah pak Menteri Pariwisata menjaring di kolam yang banyak ikan. Singapura merupakan destinasi yang juga penting bagi Batam. Menggaet wisatawan dari Singapura itu cukup efektif. Di Singapura mereka menyaksikan man made, sedang di Nongsa Batam mereka melihat nature dan culture,” kata Chairman of Nongsa Sensation Batam Island, Anddy Fong.
Ekonomi Batam langsung berdetak sangat kencang. Hotel, lapangan golf, semua panen raya. Estimasi kasarnya bisa dengan mudah dihitung. Per hari, spent money wisatawan mancanegara rata-rata menghabiskan 200 SGD.
“Artinya ada 900 ribu SGD uang berputar di Nongsa hanya saat libur panjang. Kalau memakai kurs Rp 9.900, sudah ada sekitar Rp 9 miliar uang berputar. Ini berkah besar untuk Nongsa dan Batam,” ujar Anddy.
Tak hanya industri pariwisata di Nongsa yang senang. Life Member Penang Golf Club, Dato’ Jimmy Ong, juga mengaku enjoy. Pengalaman di Trinations Friendship Golf Batam Island, 31 Agustus-2 November 2017, menurutnya sulit didapatkan di golf course manapun.
“Saya enjoy sekali. Kebetulan di Malaysia sedang libur lima hari. Servis dan panorama di Tering Bay Golf dan Palm Springs Golf luar biasa,” Dato' Jimmy.
Tak ada keluhan sedikitpun darinya. Pesannya untuk pariwisata Indonesia hanya satu. Dia ingin Penang-Batam bisa ditembus dengan direct flight.
“Direct flight ini sangat penting karena kami agak kerepotan membawa golf bag bila transit Changi atau Subang. Di Penang ada Malindo. Saya kira ini bisa didekati pemerintah Indonesia,” ujar Dato' Jimmy.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, yang ikut meng-create even-even akhir pekan di Nongsa langsung sumringah. Ramainya kawasan Nongsa Batam saat libur panjang, menurutnya, adalah bukti bahwa pariwisata itu sangat berpotensi menjadi core business Indonesia.
“Nongsa sudah memberikan bukti konkret. Kata kunci pariwisata terbukti sukses menyumbang PDB, devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah, murah dan cepat. Ke depan, Kemenpar akan makin intens meng-create even-even menarik di kawasan crossborder,” ucap Esthy, yang ikut diamini Kabid Promosi Wisata Alam Kemenpar, Hendry Noviardi.
(*)