Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati siap memperbaiki kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Upaya ini dilakukan menyusul keluhan penjual hewan kurban atas penurunan penjualan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 2017 karena ditengarai pelemahan daya beli.
"Kita akan melihat kembali persoalan itu (daya beli)," kata Sri Mulyani usai menyerahkan hewan kurban di kantornya, Jakarta, Senin (4/9/2017).
Advertisement
Menurutnya, dari studi yang dilakukan Kementerian Keuangan terkait masalah daya beli, hasilnya menyebutkan bahwa konsumsi kelompok masyarakat menengah lebih rendah dibanding tahun lalu.
"Kalau sekarang tumbuhnya 7 persen, tahun lalu bisa 8 persen sampai 8,5 persen. Itu pada kuartil 4 sampai 8, yakni kelompok kelas menengah di Indonesia," ujar Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sementara untuk kuartil 0 sampai dengan 3 yang merupakan kelompok masyarakat miskin, diakui Sri Mulyani mencatatkan pertumbuhan konsumsi yang lebih tinggi dibanding periode tahun lalu.
Dengan demikian, pemerintah melihatnya ada kelompok masyarakat yang masih mencatatkan pertumbuhan konsumsi tinggi dan daya beli terjaga. Namun, di sisi lain ada yang turun pertumbuhan konsumsinya.
"Itu terjadi akibat berbagai kebijakan pemerintah yang fokus meningkatkan daya beli kelompok masyarakat yang berpendapatan 40 persen ke bawah. Sedangkan untuk yang menengah, penyebab konsumsi turun karena kenaikan tarif listrik untuk rumah tangga kelas menengah," Sri Mulyani menjelaskan.
Solusinya, Sri Mulyani bilang, pemerintah akan terus memperbaiki berbagai kebijakan untuk kembali meningkatkan daya beli masyarakat melalui tingkat upah, menciptakan lapangan kerja, memperbaiki ekonomi dan konfiden investasi.
"Kita perbaiki kebijakan yang bisa menciptakan lapangan kerja, memperbaiki tingkat daya beli melalui tingkat upah, perbaikan ekonomi dan confidence dari tingkat investasi yang baru sehingga bisa menciptakan perputaran ekonomi baru. Itu yang kita harapkan dari paket-paket kebijakan," terangnya.