Liputan6.com, Suffolk, Inggris Seorang instruktur ski berusia 32 tahun yang baru menikah membutuhkan perawatan sepanjang waktu karena menderita demensia langka. Becky Barletta, asal Hundon di Suffolk, Inggris, mengalami kondisi demensia yang turun-temurun.
Baca Juga
Advertisement
Becky didiagnosis menderita demensia langka sejak satu tahun yang lalu, dilansir dari New Zealand Herald, Senin (4/9/2017). Setelah mendengar hal tersebut, keluarganya begitu sedih. Demensia frontotemporal yang dideritanya terjadi karena penumpukan protein abnormal di otak.
Protein abnormal ini akan mengumpul dan menjadi racun bagi sel-sel otak sehingga menyebabkan sel otak menjadi mati. Becky kini tinggal di rumah orang tuanya dan membutuhkan perawatan 24 jam.
Adik perempuannya yang berusia 30 tahun, Sophie, mengatakan, diagnosis Becky termasuk kasus langka yang pernah ada.
"Saya selalu sangat bangga padanya. Adik saya termasuk seorang instruktur ski yang baik, terutama pada anak-anak dan semua klien pun mencintainya. Semua orang menyukai Becks, dia cantik," ucap Sophie.
Sophie tinggal bersama suami dan dua anaknya di sebelah rumah orang tuanya, tempat Becky dirawat. Orang dengan demensia frontotemporal dapat menjadi terisolasi dan ditarik secara sosial. Mereka mungkin berperilaku kasar.
Simak video menarik berikut ini:
Penyakit keturunan
Becky didiagnosis menderita demensia frontotemporal pada Agustus tahun lalu. Dokter yang menangani Becky adalah dokter yang sama mendiagnosis, pamannya James dengan kondisi serupa. James meninggal di usia 50-an akibat penyakit demensia frontotemporal.
Sepupu ibunya, Philipa, juga meninggal karena penyakit ini berusia 40-an. Gejala Becky menjadi terlihat pada bulan-bulan menjelang pernikahannya. Teman-temannya melihat perilaku Becky yang kasar.
Namun, Becky menolak untuk melakukan pemeriksaan medis. Saat ini tidak ada obat atau pengobatan untuk demensia frontotemporal. Bahkan pengobatan medis untuk menghentikan atau memperlambat perkembangannya.
Advertisement