Malam Minggu Berdarah di Cirebon

Warga Cirebon diduga menyerang ibu, kakak, dan anak-anaknya. 

oleh Panji Prayitno diperbarui 05 Sep 2017, 00:03 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Liputan6.com, Cirebon - Sebuah teriakan memecah malam di salah satu Blok Sijaba, Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu 2 September 2017. Warga setempat, Maryono, dan sejumlah tetangga langsung mendatangi rumah sumber teriakan dan mendobrak pintu.

Selanjutnya terpampang pemandangan dramatis. Agus Supriyatna (38) si pemilik rumah keluar sambil membawa pisau yang sudah berlumuran darah. Dia mencoba berlari, namun warga pun mengejar dan berhasil menangkapnya.

"Agus kan tidak bisa lari karena kakinya pernah kecelakaan," ujar Maryono.

Warga sempat memukuli dan menelanjangi Agus. Polisi datang dan mengamankannya ke markas.

Agus Supriyatna diduga hendak menghabisi nyawa seluruh keluarganya sendiri. Korban adalah Sumarni (64) ibu kandung pelaku, Rawiyah (33) istri pelaku, Guntur (3) anak pelaku, Eka Galuh Saputra (5) anak, Lili (35) kakak ipar pelaku, dan Reni (35) kakak kandung pelaku.

Dari keenam anggota keluarga yang ditikam pisau oleh Agus, dua di antaranya meninggal dunia yakni Sumarni (64) ibu kandung Agus dan Rawiyah (33) istri Agus. Saat ditemukan warga, ibu pelaku sudah tak bernyawa. Sebelum kejadian, ibu pelaku terlebih dahulu datang dengan tujuan ingin bertemu Agus.

Adapun istri pelaku sempat meminta dipanggilkan ambulans untuk membawa korban lain ke rumah sakit. "Tapi waktu itu malam dan sudah tidak ada kendaraan, tapi sudah kontak ambulans. Istrinya Agus kemudian meninggal," kata Maryono.

Cerita yang sama dituturkan Ketua RT setempat, Astra. "Saya dibangunkan warga pas dengar suara jeritan dari Reni, kakak pelaku. Kami langsung ke sana, ternyata pelaku sudah mau kabur. Kami tangkap dan diamankan dirumah."

Dari hasil olah kejadian, polisi mengamankan alat bukti berupa pisau pelaku, sarung yang berlumuran darah, pakaian korban, seprai, dan selimut.

Apa yang ada di benak Agus hingga bertindak kalap seperti itu? Polisi masih terus menelusuri motifnya. Sementara, para tetangganya mencatat sejumlah perilaku mencurigakan.

Selama tiga hari terakhir Agus lebih rajin mengasah pisau.

"Kelakuannya juga sudah beda, biasanya kalau diajak ngobrol menyahut. Sekarang diam, malah jawab seadanya saja," ucap Maryono.

Kasatreskrim Polres Cirebon, AKP Reza Arifian mengatakan, pihaknya masih mendalami motif pembunuhan keluarga. Namun, informasi sementara yang didapat dari saksi korban, yakni ada perubahan sikap pelaku.

"Berdasarkan keterangan saksi, pelaku terlihat diam selama tiga hari sebelum mengeksekusi keluarganya. Ia juga suka melamun dan mengucapkan lafalan yang tidak jelas. Pelaku seperti membaca entah apa," ujar Reza.

Sikap aneh pelaku membuat saksi merasa heran, namun tidak berani berbicara langsung kepada anggota keluarga lainnya. Polisi juga belum dapat menggali lebih dalam lantaran kondisi kesehatan saksi yang juga menjadi korban, masih dalam perawatan intensif.

Sementara itu saat ditanyai pelaku cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan penyidik. Dia menduga pelaku tengah depresi berat dan mengalami gangguan psikis.

"Masih lihat kondisi dulu untuk kapan waktu yang tepat kami interogasi. Karena pelaku juga terkena gangguan psikis kelihatannya," ujar Reza.

Meski belum dapat menyimpulkan motif utama pembunuhan di Cirebon ini, untuk sementara polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 KUHP terkait pembunuhan. Pasal tersebut menjerat pelaku dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Saksikan video menarik di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya