Aksi Jual Bikin IHSG Melemah ke 5.813,74

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (4/9/2017), IHSG turun tajam 50,31 poin atau 0,86 persen ke level 5.813,74.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Sep 2017, 16:14 WIB
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (4/9/2017), IHSG turun tajam 50,31 poin atau 0,86 persen ke level 5.813,74.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir di zona merah pada perdagangan di awal pekan ini. Investor masih melakukan aksi jual sehingga menekan indeks.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (4/9/2017), IHSG turun tajam 50,31 poin atau 0,86 persen ke level 5.813,74. Indeks saham LQ45 melemah 1,07 persen ke level 966,88. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 232 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 105 saham menguat dan 117 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.861,60 dan terendah 5.806,31.

Transaksi saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 284.386 kali dengan volume perdagangan saham 7,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,9 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 539 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.331. Secara sektoral, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar susut 1,66 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri melemah 1,45 persen dan sektor saham pertambangan merosot 1,43 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham META melonjak 31,11 persen ke level Rp 177 per saham, saham CMPP menanjak 24,74 persen ke level Rp 474 per saham, dan saham CANI menguat 24,44 persen ke level Rp 448 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menjadi top losers antara lain saham VICO merosot 15,61 persen ke level Rp 292 per saham, saham MFMI tergelincir 15,07 persen ke level Rp 620 per saham, dan saham JGLE tertekan 14,78 persen ke level Rp 196 per saham.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Deflasi

Pelemahan IHSG ini terjadi di tengah laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan deflasi Agustus 2017 tercatat 0,07 persen.

Adapun inflasi tahun kalender sebesar 2,53 persen, dan inflasi tahun ke tahun mencapai 3,82 persen.

"Agustus ini deflasi 0,07 persen lebih rendah dibandingkan deflasi Agustus 2016, dan Agustus 2015 inflasi 0,39 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Senin 4 September 2017.

Ia mengatakan, penyumbang deflasi antara lain bahan makanan terjadi deflasi 0,67 persen dengan andil 0,14 persen. Kemudian transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,60 persen dengan andil deflasi 0,10 persen.

Ia menuturkan, dari 82 kota IHK, tercatat 47 kota alami deflasi, dan 35 kota alami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Ambon mencapai 2,08 persen. Sedangkan deflasi terendah di Samarinda sebesar 0,03 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya