Ini Sosok Nenek yang Selalu Umumkan Kejadian Mahapenting Korut

Ri Chun-hee selalu muncul di setiap pengumuman penting yang disampaikan pemerintah Korea Utara.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Sep 2017, 18:00 WIB
Sosok pembaca berita veteran Ri Chun-hee saat mengumumkan uji coba bom hidrogen teranyar pada Minggu 3 September (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Pyongyang - Pengumuman penting bahwa Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam pada Minggu, 3 September kemarin disampaikan oleh seorang wanita lanjut usia bernama Ri Chun-hee. Sosoknya tidak asing karena selalu muncul untuk mengabarkan berita penting.

Berlatar belakang gambar Gunung Paektu, gunung yang terletak di perbatasan dengan China, Ri menyampaikan kabar uji coba nuklir teranyar Korut dengan suara gemetar karena gembira. Senyumnya mengembang saat mengatakan bahwa uji coba "sukses dengan sempurna".

"Korea Utara sukses dengan sempurna dalam uji coba sebuah bom hidrogen pada rudal balistik antarbenua (ICBM)," ujar Ri yang mengenakan pakaian tradisional berwarna merah muda dan hitam seperti dilansir CNN pada Minggu, 3 September 2017.

Seperti dilansir dari Telegraph, Senin (4/9/2017), dalam kesempatan tersebut, Ri juga mengatakan, "Uji coba nuklir tersebut menandai sebuah kesempatan yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan akhir merampungkan kekuatan nuklir Korut".

Perempuan yang diyakini berusia 73 tahun tersebut juga merupakan pembaca berita yang mengabarkan keberhasilan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Juli lalu.

Ri terlahir pada masa pendudukan Jepang dari sebuah keluarga miskin di Provinsi Gangwon. Ia belajar seni pertunjukan di Pyongyang University of Theatre and Film sebelum akhirnya dipilih partai untuk menjadi juru bicara.

Pada 1974, Ri direkrut oleh Korea Central Television untuk menjadi presenter berita utama. Meski "pembersihan" terjadi di sekelilingnya, Ri bertahan.

Yang istimewa, perempuan itu kabarnya mendapat arahan langsung dari pendiri negara Kim Il-sung, sang presiden abadi Korut -- yang konon mengasuhnya dengan penuh cita dan keyakinan. Kim Il-sung mendorongnya untuk menjadi penyiar dengan gaya bicara berapi-api.


Mengabdi di 3 Generasi

Cara penyampaian Ri yang merupakan kombinasi bombastis dan melodrama dilaporkan adalah salah satu alasan mengapa ia sangat dikagumi oleh dinasti Kim.

Ri menangis ketika mengumumkan kabar kematian pendiri Korut, Kim Il-sung, pada tahun 1994. Dan 17 tahun kemudian, dengan pakaian tradisional berwarna hitam, ia berusaha menahan diri untuk tidak menitikkan airmata saat mengabarkan mangkatnya Kim Jong-il.

Perempuan yang masih tampak muda untuk di usianya tersebut dilaporkan tinggal di Pyongyang dan secara resmi telah pensiun sebagai pembaca berita pada Januari 2012. Meski demikian, sosoknya kembali muncul di layar televisi Korut untuk mengumumkan sejumlah perkembangan penting sepanjang rezim Kim Jong-un berkuasa.

Uji coba bom hidrogen pertama Korut di Punggye-ri pada Januari 2016 juga diumumkan Ri. "Uji coba bom hidrogen pertama milik republik sukses dilakukan pada pukul 10.00, 6 Januari 2016, atas petunjuk dari Partai Pekerja," ia mengumumkan informasi itu dengan penuh antusias.

"Dengan keberhasilan bom hidrogen yang sempurna, kita telah bergabung dalam kategori negara yang maju dalam persenjataan nuklir," kata dia. Dengan senyum samar, ia menambahkan bahwa uji coba yang dilakukan baru sekadar "miniatur", belum yang besar.

Dr Victor Cha, Direktur Asian Studies di Georgetown University mengatakan, kembalinya Ri ke televisi punya arti signifikan.

"Fakta bahwa mereka menampilkannya kembali adalah tanda bahwa rezim berniat mengembalikan ideologi garis keras era Perang Dingin seperti yang dimiliki kakek penguasa saat ini," kata dia kepada Mashable. "Bukan tanpa alasan untuk membangkitkannya kembali".

Dengan masih tampilnya Ri di televisi pada 2017, dapat disebutkan bahwa perempuan itu telah mengabdi pada tiga generasi, yakni Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un.

 

Saksikan video berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya