Liputan6.com, Jinan - Banyak jalan raya di utara China diberi pelindung pohon-pohon dari genus Paulownia atau dikenal sebagai pohon phoenix.
Walaupun ada larangan dari pemerintah, penduduk setempat membakar daun-daun yang berguguran dari pohon-pohon itu sehingga memperburuk polusi udara yang memang sudah parah di negeri itu.
Misalnya, di Beijing saja ada 2 juta ton daun dan limbah lain dari tanaman yang dibakar setiap tahun.
Untunglah sekarang telah ditemukan cara mengubah daun menjadi perangkat penyimpan energi.
Dikutip dari New Scientist pada Senin (4/9/2017), peneliti Hongfang Ma dan rekan-rekannya dari Qilu University of Technology di Jinan berhasil menemukan cara mengubah daun-daun pohon phoenix itu menjadi kapasitor organik.
Baca Juga
Advertisement
Perangkat seperti kapasitor bisa dipakai seperti baterai, yaitu untuk menyimpan energi. Lagipula, teknologi yang dimaksud bisa sekaligus mengurangi polusi udara.
Proses pembuatan kapasitor organik memang mengeluarkan sedikit karbon dioksida, tapi jauh lebih sedikit daripada yang disemburkan dari pembakaran ataupun peluruhan, demikian menurut Caroline Burgess Clifford dari Penn State University.
"Bentuk apapun penggunaan bahan limbah adalah hal yang baik," ujarnya.
Untuk membuat perangkat tersebut, para peneliti membersihkan dan mengeringkan daun-daun sebelum digiling menjadi bubuk.
Mereka kemudian merendam bubuk daun dalam air dan memanaskan campuran itu pada suhu 220 derajat Celcius selama 12 jam sebelum mentapis abu atau pencemar apapun.
Hasil proses tersebut adalah butiran mikro (microsphere) berbentuk bubuk berwarna coklat.
Larutan potasium hidroksida dicampurkan kepada butiran-butiran mikro yang kemudian dipanaskan lagi pada 800 derajat Celcius agar mengikis permukaannya.
Hasilnya adalah bubuk hitam berbalut pori-pori mungil. Pori-pori itu memberikan luas permukaan yang mencukupi sehingga kapasitor yang dibuat dari bahan tersebut bisa menampung lebih banyak muatan listrik.
Kemungkinan Kendala Komersial
Fred Cannon dari Penn State University menjelaskan bahwa pembatan biomasa menjadi kapasitor bukanlah hal baru, katanya, "Orang-orang lain telah membuat benda serupa, tapi menggunakan kayu atau batubara, bukannya daun."
Namun demikian, menurut hasil-hasil uji, perangkat-perangkat berdasar daun meripakan kapasitor super (supercapacitor) karena mampu menyimpan lebih banyak muatan listrik daripada perangkat dari batubara.
Dengan keunggulan itu, Cannon agak khawatir dengan keragaman daun yang menyebabkan gagasan itu sukar untuk menjadi komersil.
Menurutnya, "Karakter dedaunan kurang konsisten, sehingga saya menduga supercapacitor yang dibuat dari daun-daun akan beragam juga karakternya."
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Baca Juga
Penghargaan untuk 4 Perempuan Peneliti Indonesia yang Meneliti Pengurangan Emisi Karbon sampai Ketangguhan Hadapi Bencana
Peneliti: Limbah Elektronik dari Komputer AI Bisa Tak Terkendali di Tahun 2030
Peneliti Temukan Kota yang Hilang di Hutan Meksiko, Ada Piramida dan Lapangan Olahraga dari Tahun 750 SM
Advertisement