Siapa Mau Berburu Embun Es Pagi di Dieng Awal September?

Kala ditimpa sinar matahari pagi, embun es yang menempel di rerumputan dan tanaman lain itu laksana intan permata di Dieng.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 05 Sep 2017, 06:00 WIB
Kala ditimpa sinar matahari pagi, embun es yang menempel di rerumputan dan tanaman lain itu laksana intan permata di Dieng. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara – Puncak musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng (DTD), Banjarnegara, Jawa Tengah, adalah waktu yang ditunggu wisatawan. Pada puncak musim dingin itu, hampir tiap tahun muncul embun es. Tahun ini, tercatat tiga kali embun es muncul.

Kala ditimpa sinar matahari pagi, embun es atau yang disebut "bun upas" yang menempel di rerumputan dan tanaman lain itu laksana intan permata berkilauan. Indah bukan main. Apalagi, ditambah sensasi suhu antara 2 derajat Celsius hingga di bawah titik beku.

Pada Agustus dan September 2017, tercatat tiga kali di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, muncul embun es. Pertama terjadi pada 31 Agustus lalu. Kemudian, embun es juga muncul tepat kala umat muslim menunaikan Salat Idul Adha dan beribadah kurban, 1 September 2017.

"Yang ketiga kemarin. Itu pas tanggal 3 September. Hari Minggu. Lumayan tebal, itu Mas," kata Slamet Budiono kepada Liputan6.com, Senin, 4 September 2017.

Budiono menceritakan, embun es itu menempel di rerumputan lapangan desa. Selain itu, embun es lumayan tebal juga menempel di semak dan berbagai tanaman pertanian warga Dieng. Sementara, kabut menggulung-gulung seolah bergelantungan di dahan-dahan pepohonan.

"Kalau wisatawan memburunya memang bun upas itu," ujarnya.

Kala ditimpa sinar matahari pagi, embun es yang menempel di rerumputan dan tanaman lain itu laksana intan permata di Dieng. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)


Lantas, kapan waktu yang tepat untuk berburu embun es lagi. Masihkah embun es kembali turun di Dieng pada September ini?

"Masih, Mas. Saya kira masih. Soalnya, ini sudah sebulan sejak Dieng Culture Fest, kan 4 Agustus kemarin ya, tidak pernah hujan lagi. Embun es akan muncul saat tidak ada gerimis sama sekali. Sekarang sedang kering-keringnya," tutur Slamet.

Dia memperkirakan, embun es kemungkinan besar turun hingga pertengahan September. Dengan catatan, tidak ada gerimis sama sekali. Seperti kebiasaan di Dieng, pada dasarian ketiga September, wilayah ini mulai diguyur hujan ringan.

"Kalau musim kemaraunya berkepanjangan, kemungkinan besar embun es bertambah tebal," ucapnya.

Sementara, Kepala Pos Pemantau Gunung Api Dieng Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Surip membenarkan waktu yang tepat untuk menyaksikan embun es adalah akhir Agustus dan awal September. Pasalnya, saat itu merupakan puncak musim kamarau, sehingga kemungkinan kecil turun hujan.

"Suhu 5 derajat Celsius pun bisa muncul embun es, tetapi tipis. Kalau 2 derajat Celsius, apalagi di bawah 0 derajat, itu bun upasnya lebih tebal," kata Surip.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya