Liputan6.com, Jakarta - Pamor kecerdasan buatan ternyata tak dipandang sebelah mata oleh sejumlah petinggi negara. Salah satu yang cukup menaruh perhatian pada kecerdasan buatan adalah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam sebuah kesempatan saat berbicara di depan siswa di Rusia, Putin menuturkan kecerdasan buatan adalah masa depan manusia. Karena itu, ia memprediksi negara yang turut mengembangkan teknologi ini dapat mendominasi.
"Kecerdasan buatan adalah masa depan, tak hanya untuk Rusia, tapi juga seluruh umat manusia," ujarnya seperti dikutip dari The Verge, Selasa (5/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kendati demikian, ia tak menampik bahwa kecerdasan buatan juga memiliki ancaman yang sulit diprediksi.
Lebih lanjut Putin menuturkan, negara mana pun yang unggul di bidang kecerdasan buatan dapat menjadi pemimpin dunia. Namun, ia menyebut sebaiknya pengembangan teknologi ini tak dimonopoli pihak tertentu.
Untuk itu, ia berjanji Rusia akan berbagi informasi seputar kecerdasan buatan ke negara lain. Sekadar informasi, pengembangan kecerdasan buatan memang tengah menjadi perhatian sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir.
Dua negara yang kini disebut-sebut paling terdepan soal kecerdasan buatan adalah Tiongkok dan Amerika Serikat. Khusus Tiongkok, negara itu sudah mengumumkan ambisinya untuk menjadi pemimpin global di bidang penelitian kecerdasan buatan pada 2030.
Sementara Amerika Serikat diprediksi akan sedikit tertinggal dari negeri Tirai Bambu. Menurut sejumlah analis, hal itu dapat terjadi karena pemerintahan Donald Trump tengah menggodok rencana untuk memotong pendanaan bagi riset keilmuan dan teknologi.
Penyebab Perang Dunia Ketiga
Pernyataan Putin tersebut sontak menuai reaksi. Salah satu yang cukup vokal adalah CEO SpaceX Elon Musk. Dalam kicauannya di Twitter, ia bahkan menyebut kecerdasan buatan dapat menjadi penyebab perang dunia.
"Tiongkok, Rusia, dan seluruh negara lain dengan ilmu komputer yang kuat (akan segera mengembangkan kecerdasan buatan). Menurut saya, kompetisi superioritas untuk kecerdasan buatan di tingkat nasional mungkin dapat menyebabkan perang dunia ketiga," tulisnya.
Pendiri sekaligus CEO Tesla itu memang diketahui sosok yang sangat berhati-hati dalam pengembangan kecerdasan buatan. Beberapa waktu lalu, ia juga menyebut perlu ada regulasi untuk mengatur kecerdasan buatan karena berisiko untuk dunia.
Sebelumnya, mantan kekasih Amber Heard itu juga menyebut ancaman kecerdasan buatan lebih besar ketimbang Kore Utara. Pernyataan itu meluncur setelah hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara sempat bersitegang.
Kendati sering mengingatkan potensi bahaya teknologi kecerdasan buatan, Musk sebenarnya mendukung pengembangan kecerdasan buatan yang aman.
Misalnya, ia memberi dukungan pada OpenAI, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan teknologi kecerdasan buatan aman.
(Dam/Isk)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Advertisement