Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Maura Linda Sitanggang berharap perusahaan farmasi multinasional membangun pusat riset di Indonesia. Lewat riset akan hadir produk-produk inovasi taraf global di bidang kesehatan.
Dengan karakteristik Indonesia, menurut Maura, itu menjadi peluang dilakukan riset, seperti jumlah pasien, aneka penyakit tropis, serta virus dan bakteri yang berkembang di negara ini.
Advertisement
Sejauh ini, memang sudah ada pusat riset di Indonesia. Sayangnya, belum mampu menghasilkan inovasi produk tingkat global. "Kita ingin tentu ke depannya harus menjadi pelopor temuan-temuan dan inovasi-inovasi di dunia," harap Maura dalam Peringatan 60 Tahun Bayer di Indonesia di Cimanggis, Depok, pada Senin (4/9/2017).
Bila inovasi hasil riset ada di Indonesia, produksi obat akan meningkat, sehingga bahan aktif farmasi yang selama ini sebagian besar diimpor bisa berkembang di sini.
Saksikan juga video menarik berikut:
Sinergi berbagai pihak
Untuk bisa mencapai harapan Indonesia sebagai salah satu pusat riset global, kata Maura, perlu ada sinergi berbagai pihak. Mulai dari akademi, bisnis, pemerintah, dan komunitas-komunitas.
Sampai kini, ada sebagian perusahaan farmasi multinasional datang dan memiliki ketertarikan membangun pusat riset farmasi di Indonesia. "Ya, karena kini di industri farmasi investasi terbesar itu riset, bukan lagi manufacturing. Lewat riset bakal ada produk baru yang bakal di-manufacturing," katanya.
Advertisement