Liputan6.com, Pyongyang - Media asal Korea Selatan melaporkan, saat ini Korea Utara kembali melakukan aktivitas terkait program rudal dan hulu ledak nuklirnya. Aksi itu dilakukan terpaut dua hari setelah negara yang dipimpin Kim Jong-un itu melakukan detonasi uji coba bom hidrogen pada Minggu, 3 September 2017.
Asia Business Daily, media asal Korsel, mengutip sumber intelijen menyebut, Korea Utara tampak telah memindahkan rudal balistik ke wilayah pantai barat Korut. Demikian seperti dilansir Sky News, Selasa (5/9/2017).
Wilayah di pantai barat itu merupakan salah satu area tempat fasilitas program peluncuran rudal Korea Utara berada.
Menurut laporan intelijen yang diperoleh dari Asia Business Daily, proses pemindahan itu dilakukan pada malam hari, untuk menghindari intaian spionase asing.
Baca Juga
Advertisement
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menjelaskan, pihaknya belum mampu mengonfirmasi laporan tersebut. Akan tetapi, pada Senin kemarin, Negeri Ginseng menyebut bahwa tetangganya di Utara diperkirakan telah siap dan akan kembali meluncurkan misil dalam waktu dekat.
Sementara itu, beberapa jam sebelum laporan intelijen itu mencuat ke permukaan, sejumlah kapal Angkatan Laut Korea Selatan menggelar latihan menembak (live-fire drills) di Laut Jepang.
Kapten Choi Young-Chan, komandan 13th Maritime Battle Group --armada yang melakukan latihan menembak di Laut Jepang-- mengatakan, "Jika musuh hendak melancarkan provokasi, kami akan membalasnya dengan serangan mematikan."
Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya, Korsel juga telah berdiskusi dengan Amerika Serikat, mengenai potensi AS untuk menempatkan armada AL dan pesawat bomber di kawasan Semenanjung Korea.
Korut Klaim Sukses Uji Coba Bom Hidrogen
Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu, 3 September waktu setempat. Hal itu disampaikan media pemerintah negara Korut.
"Korea Utara sukses melakukan uji coba sebuah bom hidrogen pada rudal balistik antarbenua (ICBM)," demikian pengumuman yang disampaikan pembaca berita veteran Ri Chun-hee seperti dilansir CNN pada Minggu, 3 September 2017.
Sebelumnya, pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tesebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.
Ini merupakan uji coba nuklir keenam Korut dan yang pertama sejak Donald Trump dilantik. Peristiwa ini dinilai akan meningkatkan ketegangan yang saat ini sudah tinggi antara pemerintah AS dan rezim Korut.
Seperti dilansir The Washington Post, Survei Geologi AS mengatakan, pihaknya mencatat gempa berskala 6,3 skala Richter terjadi pada hari Minggu waktu setempat di dekat lokasi uji coba nuklir Korut di Punggye-ri. Getaran lindu terasa hingga utara China dan sirene darurat dilaporkan berbunyi di Yanji, dekat perbatasan Korut.
Pihak berwenang Korea Selatan mengungkapkan bahwa gempa tersebut merupakan guncangan buatan, mirip dengan ciri uji coba nuklir. Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri Jepang sejak awal telah menyimpulkan bahwa Korut memang melakukan uji coba nuklir.
Simak pula video apik berikut ini
Advertisement