Polisi Selidiki Kematian 49 Anak di Rumah Sakit India

Polisi India menginvestigasi kematian puluhan anak di sebuah rumah sakit di Uttar Pradesh, India.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Sep 2017, 10:14 WIB
Dalam Sepekan, 60 Anak Tewas Saat Dirawat di Rumah Sakit India (AFP)

Liputan6.com, Farrukhabad - Polisi India menginvestigasi kematian puluhan anak yang baru lahir di Rumah Sakit Ram Manohar Lohia, Farrukhabad, Uttar Pradesh.

Dalam sebulan, sebanyak 49 anak meninggal di rumah sakit tersebut. Jumlah itu termasuk 30 anak yang kematiannya diakibatkan oleh perinatal asphycxia -- kondisi yang disebabkan karena berkurangnya tingkat oksigen saat lahir.

Namun pejabat pemerintah senior telah menyangkal penyebab kematian tersebut.

Dalam penyelidikan terbaru, laporan pemerintah menyalahkan staf medis atas kematian 30 anak -- dari total 49 kematian. Hal tersebut mendorong dilakukannya penyelidikan oleh polisi.

Press Trust of India melaporkan, 30 anak itu meninggal karena kekurangan oksigen saat menjalani perawatan intensif di Ram Manohar Lohia. Sementara itu 19 lainnya yang meninggal saat dilahirkan, tak termasuk dalam penyelidikan polisi.

Seluruh 49 kematian terjadi antara 21 Juli hingga 20 Agustus.

Polisi mengatakan bahwa dalam kasus di Farrukhabad itu, disebabkan karena pihak rumah sakit tak memasukkan selang oksigen ke saluran pernapasan bayi, sesaat setelah lahir.

Farrukhabad adalah salah satu kota termiskin di India. Ratusan kematian anak-anak pun terjadi setiap tahunnya, di mana encephalitis menjadi salah satu penyebabnya.

Encephalitis, adalah peradangan otak yang berbahaya. Anak-anak dan orang tua sangat berisiko terkena penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri atau virus itu.


160 Anak Tewas pada Agustus 2017

Kejadian serupa juga terjadi di sebuah rumah sakit di Gorakhpur, yang berlokasi di negara bagian yang sama, Uttar Pradesh. Sekitar 160 anak meninggal sepanjang pertengahan hingga akhir Agustus 2017.

Peristiwa itu berawal pada 12 Agustus, di mana setidaknya 60 anak-anak di Rumah Sakit Baba Raghav Das. Tiga puluh di antaranya meninggal hanya dalam dua hari.

Ada dugaan, suplai oksigen dihentikan akibat banyaknya tagihan yang belum dibayarkan.

Pejabat di negara bagian itu mengakui bahwa pasokan oksigen yang diberikan kepada pasien anak-anak terganggu, namun hal itu tidak menyebabkan kematian mereka.

Kepanikan terjadi di rumah sakit kala para anggota keluarga mencoba membantu staf medis yang tengah menggunakan perangkat pernafasan buatan manual ketika pasokan oksigen berhenti.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu. Staf hanya menyuruh kami untuk terus menekan alat pernafasan bantuan manual. Kami terus melakukan itu untuk beberapa waktu," ujar pria yang merupakan paman dari seorang gadis berusia 11 tahun yang meninggal di rumah sakit itu.

Pada 16 Agustus, jumlah kematian meningkat menjadi lebih dari 100 anak. Tak lama kemudian, yakni pada 27 hingga 29 Agustus, sebanyak 60 anak-anak meninggal, termasuk 32 bayi.

Pejabat mengatakan, fasilitas kesehatan itu tak kekurangan pasokan oksigen. Mereka menyalahkan penyakit yang muncul akibat musim penghujan dan mengklaim bahwa pasien tiba dalam kondisi kritis.

 

Saksikan video berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya