Krisis Air, Pria Ini Buat Kolam Seorang Diri Selama 27 Tahun

Shyam Lal menggali sebuah kolam seorang diri selama 27 tahun di hutan terdekat untuk mengatasi krisis air desanya.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 06 Sep 2017, 10:00 WIB
Remaja India yang rela membuat kolam demi desa yang krisis air

Liputan6.com, India - Saja Pahad, sebuah desa kecil di Chhattisgarh, India telah mengalami kekurangan air yang sangat parah selama bertahun-tahun.

Dalam desa tersebut, hanya ada dua sumur kecil yang dapat digunakan oleh penduduk desa. Namun, sumur tersebut tentu tak mampu untuk menutupi kebutuhan air para penduduk. Pemerintah setempat pun mengabaikan keadaan desa Saja Pahad. Namun seorang remaja memiliki ide yang di luar nalar untuk mengatasi masalah itu.

Remaja itu bernama Shyam Lal. Meski ketika itu usianya masih 15 tahun, tapi dia memilih mengambil langkah untuk mengatasi masalah kurangnya air. Ia memutuskan untuk menggali sebuah kolam di sebuah hutan terdekat untuk menampung air hujan yang kemudian dapat digunakan oleh seluruh penduduk desa.

Lal berbagi ide tersebut dengan anggota desa lainnya. Akan tetapi, bukannya membantu, meraka hanya menertawakan dan menganggap ide tersebut gila. Namun Lal tidak patah semangat, ia terus menggali kolam tersebut seorang diri selama hampir tiga dasawarsa atau 30 tahun.

Kini Lal telah berusia 42 tahun dan dianggap sebagai pahlawan dan penyelamat.

Foto dok. Liputan6.com

"Tidak ada yang membantu saya dalam pekerjaan saya, baik administrasi maupun penduduk desa," kata Lal pada Hindustan Times. Ia pun menambahkan jika ia memiliki mimpi yaitu mendapatkan cukup air untuk seluruh desa dan juga ternak mereka.

 

Foto dok. Liputan6.com

Kisah Lal bahkan menjadi perbincangan masyarakat India, hingga mereka meminta pemerintah setempat untuk mengakui prestasinya. Seorang anggota dewan legislatif pun mengunjungi desa Saja Pahad dan menawarkan sebuah hadiah sebesar 156 dolar atau lebih dari Rp 2 juta.

Prestasi dari Lal juga dibandingkan dengan perjuangan legendaris Dashrath Manjhi, seorang yang menghabiskan lebih dari 22 tahun untuk membuat jalur yang mengurangi jarak antara desanya dan kota terdekat dari jarak 55 km hingga 15 km. Ia membelah gunung tersebut hanya menggunakan sebuah palu dan juga pahat yang sebelumnya terlah viral di berbagai media.

Penulis:

Novita Ayuningtyas

STMM "MMTC" Yogyakarta

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya