Black Hole Raksasa Ditemukan di Bima Sakti, Pintu Dimensi Lain?

Ilmuwan Jepang menemukan sebuah lubang hitam atau black hole berukuran 100.000 kali lebih besar dari Matahari di dekat pusat Bima Sakti.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Sep 2017, 20:20 WIB
Black Hole atau lubang hitam yang disebut-sebut sebagai terbesar kedua di Bima Sakti setelah Sagittarius A*. (AFP)

Liputan6.com, Tokyo - Ilmuwan menemukan sebuah lubang hitam atau black hole raksasa berukuran ribuan kali lebih besar dari Matahari. Black hole itu ditemukan bersembunyi di awan gas beracun yang berada di dekat pusat galaksi kita, Bima Sakti.

Jika penemuan itu dikonfirmasi, black hole tersebut akan berada di urutan kedua sebagai yang terbesar di Bima Sakti. Posisi pertama ditempati oleh black hole bernama Sagittarius A*, yang berada di pusat galaksi.

Black hole itu ditemukan oleh astronom Jepang dengan menggunakan teleskop di gurun Atacama, Chile. Mereka menemukan obyek tak biasa bergerak di awan yang terdiri dari hidrogen sianida dan karbon monoksida.

Berdasarkan pengamatan dari teleskop tersebut, molekul di awan gas berjarak 200 tahun cahaya dari Bima Sakti itu ditarik oleh kekuatan gravitasi besar. Menurut model komputer, penyebab paling mungkin adalah adanya black hole berukuran tak lebih dari 1,4 triliun kilometer.

"Ini adalah deteksi pertama kandidat black hole bermassa menengah di Galaksi Bima Sakti," ujar astronom Keio University di Tokyo, Tomoharu Oka, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (5/9/2017)

Black hole tersebut mengisi kekosongan pengetahuan para astronom tentang obyek raksasa di alam semesta.

Terdeteksinya black hole potensial yang memiliki berat 100.000 kali dari Matahari adalah sebuah langkah yang selama ini dicari oleh astronom.

Penemuan black hole baru itu, bisa saja menjadi inti dari galaksi kerdil tua yang 'dimakan' saat Bima Sakti terbentuk beberapa ribu tahun lalu.

Brooke Simmons yang ada di Univeristy of California di San Diego, mendeskripsikan bahwa penelitian itu adalah sebuah kerja yang hari-hati.

"Kami tahu bahwa black hole yang lebih kecil terbentuk ketika bintang mati, di mana membuat hal itu sangat umum," ujar Simmons.

"Kami berpikir bahwa black hole itu adalah bibit dari black hole raksasa yang tumbuh jutaan kali lebih besar. Pertumbuhan itu merupakan akibat dari bergabungnya sejumlah black hole dan dari material yang ada di sekitar black hole."

"Sejumlah ahli astrofisika telah mengumpulkan bukti pengamatan, baik untuk black hole kecil maupun raksasa selama beberapa dekade. Meski kita berpikir bahwa bahwa black hole raksasa terbentuk dari yang lebih kecil, kita belum pernah memiliki bukti jelas untuk black hole dengan massa seekstrem itu," imbuh dia.

Menurut perhitungan ilmuwan, Bima Sakti adalah rumah bagi 100 juta black hole yang berukuran lebih kecil, meski hingga saat ini baru ada 60 yang diketahui.


2 Black Hole di Dekat Bumi, Berbahaya?

Sejumlah peneliti mengungkap, terdapat black hole di balik tabir galaksi Bima Sakti. Mereka menemukan bukti adanya black hole di pusat dua galaksi tetangga kita, yakni galaksi NGC 1448 dan IC 3639.

NGC 1448 berjarak 38 juta tahun cahaya dari galaksi kita Bima Sakti. Sementara itu IC 3639 terletak 170 juta tahun cahaya. Keduanya diklasifikasikan sebagai galaksi aktif yang memancarkan tingkat radiasi intens.

Meski demikian, menurut ilmuwan kedua galaksi itu terlalu jauh untuk menimbulkan ancaman ke Bumi.

Black hole yang tersembunyi dideteksi oleh NuSTAR (Nuclear Spectroscopic Telescope Array) milik NASA yang dirancang untuk melihat Sinar X. Melalui data teleskop itu, peneliti University of Durham dan University of Southampton melakukan analisis.

"Black hole ini cenderung dekat dengan Bima Sakti, namun mereka tetap tersembunyi dari kami sampai sekarang," ujar astronom dari Centre for Extragalactic Astronomy University of Durham, Ady Annuar.

"Mereka seperti monster yang bersembunyi di bawah tempat tidur Anda."

"Penemuan terbaru tersebut tentu memicu pertanyaan berapa banyak lubang hitam raksasa lain yang belum kita temukan, bahkan di alam semesta di dekat kita," kata Annuar.

Sementara itu ilmuwan NuSTAR di Jet Propulsion Laboratory NASA, Daniel Stern, mengungkap soal informasi yang bisa didapatkan dari penemuan black hole tersebut.

"Menarik untuk menggunakan kekuatan NuSTAR dalam mendapatkan informasi penting dan unik soal 'raksasa' ini, bahkan halaman belakang kosmik kita di mana mereka dapat dipelajari secara rinci," ujar Stern.

 

Saksikan video berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya