Liputan6.com, Jakarta Beberapa faktor seperti malas membersihkan gigi dan terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan gigi berlubang pada balita. Jika hal ini terjadi, apa yang harus dilakukan?
Drg. Ratu Mirah Afifah mengimbau agar tidak membiarkan gigi berlubang pada anak karena dapat menyebabkan premature lose pada gigi susu.
Advertisement
"Saat gigi susu berlubang, prosesnya itu sangat cepat karena lapisan dari gigi susu itu lebih tipis daripada gigi tetap sehingga proses terjadinya karies itu sangat cepat," jelas drg. Mirah dalam acara media briefing Bulan Kesehatan Gigi Nasional pada Selasa (5/9/2017) di kawasan Menteng Jakarta Pusat.
Drg. Mirah juga menjelaskan bahaya membiarkan gigi berlubang. "Seringkali orang tua menemukan gigi anaknya seperti sudah tidak ada, tinggal akarnya saja. Ini merupakan akibat dari membiarkan gigi berlubang," lanjutnya.
Padahal, gigi susu memiliki peranan penting, yaitu sebagai guidance untuk benih-benih gigi tetap. "Jadi ketika guidance-nya nggak ada, gigi tetap akan kehilangan pegangan. Nah hal ini menghasilkan crowding atau gigi berjejal," kata dia menjelaskan
Selain itu, gigi susu juga berfungsi menjaga rahang agar tumbuh sesuai dengan umurnya. Saat terjadi prematur lose pada gigi, pertumbuhan rahangnya menjadi tidak maksimal.
Untuk mengatasi gigi berlubang pada balita, drg. Mirah mengimbau untuk sesegera mungkin bawa anak berobat ke dokter gigi. Biasanya, akan dilakukan tindakan seperti penambalan atau tindakan lainnya sesuai kondisi gigi. Selain itu, drg. Mirah juga berpesan agar rutin memeriksakan anak ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
Saksikan video menarik berikut:
Usia berapa yang tepat untuk membawa anak ke dokter gigi?
Memeriksakan gigi anak secara rutin merupakan hal yang penting. Namun, kapankah usia tepat untuk membawa anak ke dokter gigi?
"Yang dianjurkan adalah ketika 1 tahun, anak sudah mulai dibawa ke dokter gigi," ucap drg. Mirah.
Dia mengatakan, meskipun anak tidak memiliki masalah pada gigi dan tidak mendapat tindakan, namun jika melakukan pemeriksaan secara rutin, dokter gigi bisa melakukan kontrol apakah pertumbuhannya sesuai dengan umur anak. Keuntungan lainnya adalah agar anak tidak takut ke dokter gigi karena sudah terbiasa.
"Biasanya ketika anak datang ke dokter gigi saat kondisi nya sudah sakit, seperti bengkak. Jika sudah begitu, anak buka mulut saja nggak mau, hal ini menyebabkan trauma. Terkadang sampai tua kalau ke dokter gigi bawaannya takut," tutupnya.
Advertisement