Liputan6.com, Jakarta - Insiden yang menewaskan Catur Yuliantono tidak mengubah status Stadion Patriot sebagai salah satu lokasi untuk menggelar laga Timnas Indonesia. Pasalnya, peristiwa tersebut terjadi bukan karena kesalahan infrastruktur.
"Untuk agenda Timnas Indonesia, kita memang punya beberapa pilihan. Tapi kita tidak bisa menghakimi venue. Kasus kemarin itu karena behaviour," kata Sekjen PSSI, Ratu Tisha dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Selasa (5/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, Catur Yuliantono meninggal dunia setelah terkena petasan saat menonton laga Indonesia vs Fiji di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (2/9/2017). Catur sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.
Pihak kepolisian pun turun tangan dan telah menangkap pelaku pelempar petasan. Pelaku ditangkap Senin (4/9/2017) dan diketahui bernama Adrian Rico Palupi, berusia 25 tahun.
Ratu Tisha menambahkan, PSSI sudah berusaha maksimal agar keamanan pertandingan terjamin. Namun, dia meminta seluruh pihak bekerja sama. Sebab, PSSI tak bisa bergerak sendirian mengatasi permasalahan di area tersebut.
Menurutnya, perlu adanya bantuan pihak-pihak terkait, semisal institusi untuk mendidik perilaku suporter. Pasalnya, PSSI selaku otoritas tertinggi sepak bola Tanah Air punya wewenang yang terbatas.
Lebih lanjut, terkait insiden di Patriot, Ratu Tisha mengatakan PSSI telah melaporkan hal tersebut pada FIFA. Dalam laporan tersebut, PSSI juga menyertakan rencana masa depan agar keamanan pertandingan semakin baik.
"FIFA sudah terima laporannya. Kira-kira baru ada update minggu depan," kata pungkasnya.