Legislator NTT: Pecat Guru yang Bikin Siswa Minum Racun

Pemerintah Kabupaten Lembata, NTT, pun didesak segera mencopot guru yang menghina siswa hingga nekat minum racun.

oleh Ola Keda diperbarui 06 Sep 2017, 07:00 WIB
Seorang siswa SMP di Kabupaten Lembata, NTT, dilarikan ke rumah sakit setelah mencoba bunuh diri dengan minum racun usai dihina guru. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Anggota DPRD Komisi V DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), Anwar Hahral, menyoroti kasus percobaan bunuh diri seorang siswa sekolah menengah pertama negeri (SMPN) di Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, dengan minum racun rumput.

Siswa berinisial FK itu mencoba bunuh diri setelah diduga mengalami bullying atau perisakan dari sang guru, pada 31 Agustus 2017. Penghinaan guru honorer terhadap sang siswa itu kemudian menuai kecaman dari kalangan DPRD NTT. Anwar pun mendesak Pemerintah Kabupaten Lembata segera mencopot guru tersebut.

Seharusnya, seorang guru memberikan teladan yang baik, membuat nyaman anak didik, dan menjadikan siswa sebagai sahabat.

"Bukan mem-bully, apalagi sampai menakut-nakuti," ucap Anwar kepada Liputan6.com, Selasa, 5 September 2017.

Menurut Anwar, sikap arogansi guru itu membuat dunia pendidikan NTT semakin buram. Terutama, bila perbuatan guru yang mengakibatkan sang siswa mencoba bunuh diri dengan minum racun itu dibiarkan.

"Pecat dan ganti yang lain, masih banyak sarjana pendidikan yang baik dan berkualitas," Anwar.

Saksikan video menarik di bawah ini:


Percobaan Bunuh Diri

Ilustrasi

Kasus dugaan bullying atau perisakan nyaris membuat nyawa FK, siswa SMP Negeri 2 Satu Atap Waiwaru, Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT. FK sempat dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri dengan minum racun.

FK nekat menenggak cairan racun rumput karena merasa malu dihina oleh gurunya berinisial BB selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.

"Sudah dua kali dia menghina saya. Pertama waktu saya bawa handphone ke sekolah. Kejadian ini dilakukan juga di depan kelas, di hadapan teman-teman," ucap FK kepada Liputan6.com, Sabtu, 2 September 2017.

Puncaknya pada 31 Agustus 2017, guru Bahasa Indonesia tersebut kembali merisak atau menghina. Sasarannya tetap pada FK. Sang guru mengeluarkan kalimat hinaan yang  membuat siswa kelas III SMP Satap Waiwaru tersebut merasa malu.

"Dia bilang saya punya rumah seperti kandang babi. Lalu, saya keturunan atau anak dari orangtua tidak jelas," tutur korban.

Tak hanya itu, sang guru juga menghina makanan yang dikonsumsi muridnya tersebut. "Makanan saya seperti makanan babi. Dia hina saya di depan murid lainnya dalam kelas. Selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung," FK membeberkan.

Bahkan, saat pelajaran Bahasa Indonesia, guru itu bukan menjelaskan tentang materi pelajaran, melainkan terus menghina FK. Akibatnya, saat jam pelajaran usai, FK langsung kembali ke rumah dan nekat menenggak racun.

Terkait kasus perisakan yang berujung siswa nekat minum racun, Kepala Sekolah SMPN 2 Satap Waiwaru, Bernadus Atawadan mengatakan, guru tersebut berstatus honorer. Dia pun pernah menegur guru itu karena kerap berperilaku kasar terhadap siswa.

"Yang bersangkutan pernah saya tegur, tetapi tidak diindahkan. Buktinya, salah satu siswa dirawat rumah sakit karena ulah dia," Barnabas memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya