Ikuti Jejak Aston Martin, Porsche Tertarik Garap Mesin F1

Porsche tertarik menjadi pemasok mesin untuk balapan Formula 1.

oleh Rio Apinino diperbarui 06 Sep 2017, 11:13 WIB
PT Eurokars Artha Utama meresmikan markas barunya di Porsche Centre Jakarta (PCJ), Rabu (14/6/2017). (Arief)

Liputan6.com, Stuttgart - Aturan baru soal mesin Formula 1 (F1) yang bakal diterapkan pada 2021 nanti nampaknya menarik minat banyak pihak. Salah satunya adalah Porsche, yang terakhir kali tampil sebagai penyedia mesin pada 1991.

Dalam pertemuan yang dihelat baru-baru ini, Anggota dewan eksekutif Lutz Meschke mengatakan bahwa masuk kembali ke ajang balap mobil tertinggi itu adalah langkah yang strategis bagi mereka, dalam rangka mengembangkan R & D perusahaan.

"F1 bisa menjadi salah satu tempat yang tepat," terang Meschke, dikutip dari Motorsport.com.

Sebelum ini, Porsche dipastikan akan turun di ajang Formula E. Balapan yang berada satu naungan dengan F1, tapi mobilnya pakai motor listrik.

"Seperti yang Anda tahu, Formula E sangat penting bagi kami. Dan F1 selalu menjadi topik yang baik untuk dipikirkan. Dan saya pikir kami cukup banyak berdiskusi tentang mesin baru ini, yaitu seputaran menjadi pemasok," tambahnya.

Aturan yang dimaksud itu sendiri diharapkan dapat menghasilkan mesin yang harganya lebih murah dan sederhana ketimbang mesin hybrid turbo V6 1,6 liter yang dipakai saat ini.

Saat ini, ada empat pemasok mesin F1. Mercedes, Renault dan Ferrari yang memasok mesin untuk masing-masing tiga tim, serta McLaren yang memasok Honda. Untuk yang terakhir disebut sedang dilanda masalah. Kemungkinan kerja sama keduanya akan selesai tidak lama lagi.

Simak juga video menarik di bawah ini:


Aston Martin juga tertarik

Selain Porsche, Aston Martin juga mempertimbangkan ikut menjadi penyuplai mesin Formula 1 (F1) pada 2021, dengan catatan kalau peraturan yang ada telah sesuai dengan kriteria mereka.

CEO Aston Martin, Andy Palmer, mengatakan bahwa kriteria yang dimaksud termasuk adanya aturan yang membatasi biaya pembuatan mesin.

"Jika, sekali lagi jika, ada aturan yang membatasi jumlah orang atau dana yang dibutuhkan untuk membuat mesin baru, dan batasi itu kami anggap cukup masuk akal, maka kami punya alasan bagus untuk mempertimbangkannya," ujar Palmer, dikutip dari Motorsport, Rabu (26/7/2017).

Menurutnya, pertimbangan ini logis karena kompetisi penyuplai mesin F1 cukup ketat. Mereka tidak ingin mengeluarkan uang terlalu banyak dengan hasil yang tidak maksimal.

"Kompetitor utama kami adalah Ferrari, jadi ada alasan-alasan rasional mengapa kami bisa terlibat di dalamnya," sambung pria asli Inggris ini.

Aston Martin sendiri sebetulnya tidak begitu asing dengan F1. Tahun ini mereka adalah sponsor tim Red Bull Racing. Mereka juga bekerja sama dengan Cosworth, yang sempat menyuplai mesin F1 sampai 2013, dalam proyek mobil Valkyrie.

"Kami saat ini bisa dibilang masih berada di pinggiran F1, dengan Valkyrie dan Red Bull," tutup Palmer.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya