Seperti Kasus Pegawai BNN, Angka Suami Bunuh Istri Lebih Tinggi

Kasus pembunuhan pegawai BNN bukanlah fenomena baru, dan faktanya, pembunuhan dalam rumah tangga lebih banyak menimpa istri.

oleh Umi Septia diperbarui 06 Sep 2017, 12:00 WIB
Kasus pembunuhan pegawai BNN bukanlah fenomena baru, dan faktanya, pembunuhan dalam rumah tangga lebih banyak menimpa istri.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini terjadi kasus pembunuhan pegawai BNN yang ditembak mati oleh suaminya. Diduga, pasangan suami istri tersebut bertengkar sebelumnya. Kasus serupa ternyata juga pernah terjadi. Di Los Angeles, suami juga menembak mati istrinya di luar rumah tetangganya.

Mengutip laman The Av Times, Rabu (6/9/2017), diduga akibat bertengkar, pria menembak mati istrinya dan kemudian juga bunuh diri menggunakan pistol yang sama. Kejadian suami bunuh istri ini terjadi pada Juni 2017 lalu.

Deputi Los Angeles menemukan wanita meninggal dengan satu luka tembak di bagian atas, sementara suaminya ditemukan di dalam rumah dengan luka tembak di bagian yang sama.

"Selama pertengkaran, wanita tersebut berusaha untuk menghindar dan pergi ke rumah tetangga sebelah. Nampaknya dia diikuti oleh suaminya," ucap Moore, Deputi kepolisian Los Angeles.

Sayangnya, suami nekat menembak istrinya yang kabur ke rumah tetangga dan kembali ke rumahnya untuk menembak dirinya sendiri.

Polisi mengungkap bahwa tidak ada orang saat kejadian. Anak-anak pasangan tersebut juga tinggal di luar negeri sehingga peristiwa ini tidak bisa dicegah.

Saksikan video menarik berikut:

 


Fenomena suami bunuh istri

Perjalanan hidup pasangan suami istri seringkali mengalami masalah dan pertengkaran, namun mengapa hal ini bisa berujung pada pembunuhan?

Mengutip laman Psychology Today, pembunuhan dalam rumah tangga lebih banyak menimpa korban perempuan yaitu sebesar 40 persen, sementara hanya 6 persen pembunuhan terhadap pria.

Penyebab terbanyak pembunuhan terhadap istri adalah saat istri meminta untuk mengakhiri hubungan, sementara penyebab istri membunuh suaminya cenderung untuk menyelamatkan diri dari kekerasan dalam rumah tangga.

Menurut Aaron Ben Ze'ev, Ph.D., mantan presiden University of HAIFA dan profesor filsafat dan Ruhama Goussinsky, dalam buku mereka In the Name of Love: Romantic Ideology and Its Victims, pembunuhan yang dilakukan suami terhadap istri umumnya dilatarbelakangi sifat posesif akibat kecemburuan ataupun klimaks dari hal-hal yang telah terjadi sebelumnya.

Lebih jauh, pembunuhan yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya juga terjadi saat istri memiliki kemandirian dan kekuatan sementara suami lemah dan merasa tidak berguna. Hal ini membuat suami bergantung pada istri dan cenderung membuat suami merasa posesif.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya