Aksi Bela Rohingya Dipindah, 2.200 Polisi Tetap Jaga Borobudur

Candi Borobudur dinyatakan steril dari seluruh aksi unjuk rasa terkait Rohingya. Polisi akan menjaga kawasan itu secara berlapis.

oleh Felek Wahyu diperbarui 06 Sep 2017, 11:01 WIB
Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono menyatakan sekitar 2.200 polisi bakal mengamankan Candi Borobudur selama tiga hari ke depan. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Meski tegas melarang aksi unjuk rasa Bela Rohingya di Candi Borobudur, Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) tetap menyiagakan pasukan untuk menjaga situs warisan dunia itu.

Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono menyebut pihaknya menyiapkan 22 SSK atau sekitar 2.200 anggota polisi ditambah 3 SSK atau sekitar 300 personel TNI untuk menjaga kawasan Candi Borobudur selama tiga hari.

"Polda Jateng akan melakukan Siaga 1 selama tiga hari Kamis (7/9/2017), Jumat (8/9/2017), dan Sabtu (9/9/2017). Kami pastikan tidak ada aksi, kami tidak pernah memberikan izin," katanya. Ia menambahkan, semua akses untuk unjuk rasa akan ditutup pada Selasa, 5 September 2017.

Ia mengatakan, kawasan Candi Borobudur steril dari aksi. Pengamanan oleh kepolisian akan dilakukan di ring 2 atau sekitar Borobudur dan perbatasan daerah.

"Hasil rapat terakhir, saudara Nanang (perwakilan FKUB) menyampaikan telah membatalkan aksi di Candi Borobudur," kata Kapolda.

Untuk keamanan, semua Kapolres di jajaran Polda Jateng serta polda lain diminta memberikan pemahaman kepada warga, khususnya kepada kelompok maupun ormas yang akan menggelar aksi di Candi Borobudur. Pemahaman dan pendekatan itu juga akan menggandeng tokoh ulama.

"Sudah kami minta seluruh Kapolres dan tokoh ulama untuk memberikan pemahaman dan pendekatan tentang efektivitas aksi. Jika aksi dilakukan di Candi Borobudur, tidak ada dampak langsung untuk Rohingya," kata Kapolda.

"Kami juga gandeng bupati dan wali kota di 35 kabupaten/kota di Jateng agar pada Jumat (8/9/2017) melaksanakan kegiatan di masjid agung masing-masing Kabupaten/Kota," imbuh Condro.

Meski demikian, Condro menekankan bahwa masjid bukanlah tempat aksi, melainkan tempat ibadah dan salat. Karena itu, kegiatan yang dilakukan nanti bisa berbentuk salat Jumat, doa bersama, salat gaib, dan penggalangan dana.
 
"Tidak ada orasi di masjid karena itu termasuk aksi. Tokoh ulama, FKUB, Forkominda akan hadir di masing-masing Masjid Agung," ujarnya.

Condro menambahkan, Candi Borobudur merupakan situs dunia dan ditetapkan sebagai objek vital nasional. Keberadaan Candi Borobudur juga menghidupi masyarakat banyak.

"Di situ menghidupi masyarakat banyak, mulai tukang delman, penjual cendera mata, dan lainnya. Semua berharap dengan adanya objek wisata tersebut. Apalagi, Indonesia sedang mendorong peningkatan wisata," paparnya.

Oleh karena itu, kepolisian tetap memastikan kegiatan wisata tidak terganggu. Pasalnya, Candi Borobudur merupakan destinasi wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

"Untuk kegiatan wisata akan dikoordinasikan dengan pengelola. Kami tetap berharap tidak ada yang melakukan aksi di sana sehingga wisatawan tidak terganggu. Lagi pula, Candi Borobudur itu kan juga tempat ibadah," ujar Condro.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya