Liputan6.com, Bangalore - Seorang jurnalis terkemuka India yang kritis terhadap kelompok nasionalis radikal dan sayap kanan, Gauri Lankesh, ditemukan tewas di luar rumahnya di Bangalore. Partai yang saat ini berkuasa, Bharatiya Janata Party (BJP), juga termasuk pihak yang sering dikritisinya.
Perempuan berusia 55 tahun itu bersimbah darah dengan luka tembak di kepala dan dada.
Menurut keterangan polisi, pelakunya adalah pria bersenjata yang menggunakan sepeda motor. Hingga kini, motif pembunuhan itu belum jelas.
Saat penembakan terjadi, ia baru tiba di rumah dan membuka pintu gerbang. Kala itu, para penyerang langsung menembaknya.
Baca Juga
Advertisement
Pejabat mengatakan, Lankesh telah lama berada dalam pengawasan pelaku. Penyelidikan pun telah dibuka untuk mencari motif dan pelaku penembakan.
Kematian Lankesh mendapat kecaman dari banyak pihak. Kepala Menteri Karnataka, Siddaramaiah, mengatakan bahwa kematian Lankesh adalah "pembunuhan demokrasi".
Dikutip dari BBC, Rabu (6/9/2017), Lankesh berasal dari keluarga terpandang. Ia merupakan editor Lankesh Patrike, sebuah surat kabar yang didirikan oleh ayahnya P Lankesh, seorang penyair sayap kiri dan penulis.
Jurnalis yang tak kenal takut dan blakblakan itu merupakan saudara perempuan pembuat film peraih penghargaan Kavitha Lankesh.
Ia pernah bekerja di Times of India dan kemudian menjalankan Lankesh Patike bersama dengan saudara laki-lakinya, Indrajit, selama beberapa tahun.
Pada 2016, Lankesh harus berurusan dengan pengadilan atas kasus penistaan, yakni saat ia membuat laporan soal para pemimpin BJP setempat. Atas hal tersebut, ia dijatuhi hukuman enam bulan penjara dan dibebaskan dengan jaminan.
Dalam sebuah wawancara dengan Narada News tahun lalu, ia menyebut BJP India sebagai partai politik fasis dan komunal.
"Konstitusi saya mengajarkan saya untuk menjadi warga negara sekuler, bukan komunal. Ini adalah hak-hak saya untuk melawan unsur-unsur komunal ini," ujar Lankesh.
"Saya percaya pada demokrasi dan kebebasan berekspresi, dan karenanya, saya juga terbuka terhadap kritik. Orang-orang boleh memanggil saya sebagai orang yang anti-BJP atau anti-Modi, jika mereka mau. Mereka bebas berpendapat, sama seperti saya yang bebas memiliki pendapat sendiri," imbuh dia.
Jurnalis yang Alami Hal Serupa
Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah jurnalis yang lantang menyuarakan suaranya, hidupnya berakhir seperti Lankesh. Beberapa di antaranya termasuk seorang akademisi Malleshappa Kalburgi, aktivis anti-takhayul Narendra Dabholkar, dan politikus Govind Pansare.
Penulis terkenal K Marulasiddappa mengatakan, serangan tersebut dilakukan karena mereka adalah orang yang mampu membuat opini publik.
"Ada sebuah pola dalam menyerang mereka, pelaku menggunakan sepeda motor, menembak, lalu hilang," ujar Marulasiddappa.
"Tidak mungkin ada alasan pribadi yang terkait dengan kematiannya (Lankehsh) karena ia tak memiliki musuh pribadi. Jadi yang mungkin adalah kemungkinan politis," ujar Marulasiddappa.
Reporter Without Borders mengatakan, para jurnalis nasionalis radikal telah menargetkan penulis lain. Mereka melakukannya dengan "kampanye" fitnah di dunia maya hingga mengancam melakukan pembalasan fisik.
Menurut World Press Freedom Index 2017, India berada di peringkat 136 dari 180 dalam hal kebebasan pers.
Saksikan video berikut ini:
Advertisement