Liputan6.com, Dhaka - Bangladesh, salah satu negara termiskin dan terpadat di dunia menghadapi persoalan baru. Puluhan ribu, etnis Rohingya menjadikan negara di Asia Selatan tersebut sebagai tempat pelarian mereka dari kejaran militer Myanmar.
Melihat derasnya arus pengungsi Rohingya, pemerintah Bangladesh berencana membangun pusat penampungan sementara di sebuah pulau terpencil di Teluk Bengal.
"Kami mencoba menghentikan mereka masuk, tapi ada beberapa area perbatasan alam seperti bukit, hutan yang jika mereka masuk dari sana kami tidak bisa menghentikannya," sebut Penasihat Politik Perdana Menteri Bangladesh Sheik Hasina, HT Imam seperti dikutip dari Gulf Times, Rabu (6/9/2017).
Baca Juga
Advertisement
"Kami meminta bantuan lembaga internasional untuk membantu memindahkan warga Roingya ke tempat mereka bisa hidup, sebuah pulau bernama Thengar Char, pembangunan Thengar Char akan menjadi pertimbangan serius," sebut dia.
Kepala Juru Bicara Organisasi Migrasi Internasional, Leonard Doyle, mengatakan, ide pemindahan pengungsi oleh pemerintah Bangladesh telah lama didengar.
Namun, sebelum ada pengumuman resmi dari pemerintah Bangladesh, perkembangan rencana tersebut seperti jalan ditempat.
Rencana pembangunan tersebut dikritik tajam sejumlah lembaga kemanusiaan dunia. Namun, kritikan itu diacuhkan dan tampaknya pemindahan para pengungsi Rohingya tinggal menunggu waktu.
"Yang Mulia PM ingin memindahkan mereka (pengungsi) ke Thengar Char, beberapa orang mengatakan tempat itu tidak sesuai bagi mereka," sebut seorang pejabat dekat Bangladesh yang namanya dirahasiakan.
"Ada sejumlah area di Bangladesh yang ditinggali keturunan aslinya. Ini negara kami, jadi kami yang memutuskan," kata dia.
Pulau Baru
Thengar Char merupakan sebuah pulau baru di Bangladesh. Tanah tersebut terbentuk 11 tahun lalu dari lumpur delta pantai di Bangladesh.
Jika menggunakan kapal, Thengar Char dari permukiman terdekat dapat ditempuh dalam waktu dua jam.
Setiap Juni sampai September, pulau itu selalu diterjang banjir. Ketika lautan tenang, Thengar Char malah dipakai bajak laut di sekitar Bangladesh untuk menyekap sandera.
Datar dan sama sekali tidak ada apa-apa merupakan gambaran Pulau Thengar Char. Jurnalis kantor berita Inggris yang berkunjung ke sana Febuari lalu mengaku hanya melihat sekumpulan kerbau, tanpa menemukan tanda-tanda kehidupan manusia sama sekali.
Hingga kini, Bangladesh menolak kehadiran warga Rohingya. Walau diduga berasal dari negara itu, Otoritas di Dhaka bersikeras melabeli mereka sebagai imigran gelap.
Sejauh ini, militer yang berjaga di perbatasan telah diperintahkan menghalau setiap warga Rohingya yang ingin masuk ke negaranya.
Kendati demikian, usaha tersebut sia-sia. Selama 10 hari konflik berlangsung saja sudah 125 ribu pengungsi yang berhasil masuk.
Mereka bergabung dengan 400 ribu lainya yang sudah berada di sana sebelumnya.
Simak video berikut:
Advertisement