Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Dorong Penguatan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.328 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Sep 2017, 13:01 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.328 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan Rabu ini. Pelaku pasar menunggu data indeks kepercayaan konsumen. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (6/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.335 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.338 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.328 per dolar AS hingga 13.342 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,02 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.337 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.336 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan di Asia sejak awal pekan. Pelemahan dolar AS terutama terhadap yen Jepang yang merupakan salah satu instrumen safe haven. Penyebab investor menumpuk instrumen penyelamat karena adanya konflik di Semenanjung Korea.

Korea Utara yang terus menerus melakukan uji coba misil dalam beberapa pekan terakhir membuat Amerika Serikat (AS) ikut bereaksi. Korea Selatan pun juga terus menerus melakukan latihan perang.

Pelemahan dolar AS semakin dalam usai pejabat Bank Sentral AS Lael Brainard mengatakan bahwa inflasi masih berada di bawah target sehingga rencana kenaikan suku bunga agak terganggu.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, sebagian besar mata uang Asia menguat di hari Selasa kemarin karena risiko sedikit membaik dibandingkan sehari sebelumnya karena tekanan geopolitik.

"Rupiah menguat terhadap dolar AS mendekati 13.335 per dolar AS saat investor semakin memahami inflasi Agustus karena penurunan harga pangan," jelas dia.

Perhatian investor tampaknya akan tertuju pada rilis indeks keyakinan konsumen Indonesia pada hari Kamis yang akan memberi gambaran lebih jauh tentang perekonomian negara ini. Peningkatan keyakinan konsumen dapat semakin memperkuat IHSG dan rupiah.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya